Pengusaha Pilih Jual Pertamax Ketimbang Premium

Pengusaha SPBU memilih menjual BBM non subsidi lantaran keuntungan lebih besar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Sep 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2016, 14:00 WIB
20150722-Pertalite Siap Meluncur-Jakarta
Bensin dengan kadar Ron 90 ini akan mulai dijual di beberapa SPBU pada 24 Juli 2015, Jakarta, Rabu (22/7/2015). Peluncuran Pertalite untuk memberikan varian pilihan BBM bagi masyarakat demi menekan konsumsi premium. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tidak menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium seiring meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) non subsidi.

Ketua DPD III Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Wilayah Jabar DKI dan Banten Juan Tarigan‎ mengatakan, jika masyarakat menemukan ada SPBU yang tidak menjual Premium, hal tersebut bukan disebabkan oleh pengurangan pasokan atau peniadaan Premium dari PT Pertamina (Persero).

‎"Pengurangan tidak ada, apa lagi penghilangan Premium," kata Juan, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (2/9/2016).

Juan mengungkapkan, pengusaha SPBU  melihat konsumsi Premium menurun. Kini banyak masyarakat beralih menggunakan BBM non subsidi antara lain Pertalite dan Pertamax. Karena itu, pengusaha menjual BBM sesuai kebutuhan masyarakat.

"Semata bisnis, saat ini teman SPBU lihat perilaku konsumen lebih cenderung non premium, lihat tren penjualan menurun,"‎ tutur Juan.

Juan melanjutkan, selain memenuhi kebutuhan masyarakat, pengusaha memilih menjual BBM non subsidi karena pertimbangan keuntungan yang lebih besar hampir dua kali lipat. Juan menuturkan, hal tersebut tidak melanggar aturan dan diperbolehkan PT Pertamina (Persero).

"Sehingga mengambil sikap menghilangkan Premium sisi margin besar hampir dua kali lipat sekarang Rp 300 an per liter, kalau tidak jual premium dan solar itu 500 dasar. Itu semata-mata bisnis," tutur Juan. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya