2 Tahun Pimpin Indonesia, Ini Kelebihan Jokowi di Mata Pengusaha

Ketua Apindo Haryadi Sukamdani menuturkan kondisi ekonomi global dipenuhi ketidakpastian turut pengaruhi pemerintahan Jokowi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Sep 2016, 17:15 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2016, 17:15 WIB
Pembangunan infrastruktur jadi fokus pemerintahan Jokowi
Ilustrasi pembangunan jalan tol

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan tepat memimpin Indonesia selama dua tahun pada Oktober 2016. Selama dua tahun ini, para pengusaha menganggap Jokowi tidak beruntung.

Ketua‎ Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi B Sukamdani menilai kondisi ekonomi global yang dipenuhi ketidakpastian mempengaruhi kepemimpinan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam dua tahun ini.

"Saya lihat Pak Jokowi lagi tidak beruntung karena dia memerintah saat ekonomi terpuruk, jadi tidak bisa terlalu kelihatan dan konsolidasi internal sendiri juga lamban. Jadi, itu yang saya lihat menghambat beliau‎," kata Haryadi di Jakarta, Jumat (23/9/2016).

Secara kepribadian, Haryadi menganggap Jokowi sebenarnya memiliki kinerja dan misi yang bagus. Namun, hal itu belum diteruskan oleh para birokratnya hingga ke lapangan.

Dia memberi contoh mengenai dwelling time atau waktu bongkar muat di pelabuhan. Saat awal menjabat, Jokowi sudah menginginkan untuk menurunkan angka dwelling time. Nyatanya sampai saat ini hal itu belum terwujud secara keseluruhan.

Dalam dua tahun memimpin, satu hal yang menjadi catatan positif kinerja Jokowi di mata pengusaha adalah pembangunan infrastruktur. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi salah satu kementerian yang patut mendapatkan apresiasi.

"PUPR bagus, Pak Basuki menurut saya menteri yang memiliki kinerja paling bagus," ujar dia.

Hanya saja yang berkaitan dengan infrastruktur yang sampai saat ini masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah, menurut Haryadi adalah soal listrik.

"Secara keseluruhan yang belum mendukung ya listrik. Listrik itu belum beres-beres sampai sekarang. Yang lain kayak pelabuhan, airport mungkin karena perhitungan agak spesifik investornya mungkin tidak banyak minat, tapi kalau listrik banyak yang mau, over malah," ujar dia. (Yas/Ahm)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya