‎Buka Pasar Baru di Luar Negeri, Kadin Siap Jemput Bola

Uruguay merupakan salah satu pintu masuk produk unggulan Indonesia ke pasar Amerika Selatan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Okt 2016, 16:01 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2016, 16:01 WIB
20151022-Bongkar Muat Peti Kemas-Jakarta
Ratusan peti kemas di area JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (22/10/2015). Mendag Thomas T. Lembong memproyeksikan, kinerja ekspor hingga akhir tahun akan turun 14% dan impor turun 17% secara year on year. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) siap menjemput bola dengan membuka pasar baru bagi pemasaran berbagai jenis produk unggulan Indonesia di luar negeri.

Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, pembukaan pasar baru di Afrika, India, Korea Selatan, Mesir, Iran, dan Bangladesh selain memberikan manfaat nyata untuk jangka panjang, juga membuka potensi-potensi baru lainnya untuk dikembangkan.

“Kami melihat ini sebagai peluang jangka panjang. Jadi, rencananya harus jangka panjang. Dari segi pasar mungkin secara value belum besar, tapi kami sudah mulai masuk,terutama UMKM yang kita dorong. Kami jemput bola,” kata Rosan di JIExpo, Jakarta, Rabu (12/10/2016).

Selain Afrika dan Asia, Kadin juga telah memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi dengan negara-negara Amerika Latin, yang tergabung dalam Mesocur, sebuah blok sub-regional yang terdiri atas Argentina, Brasil, Paraguay, Uruguay, Venezuela, dan Bolivia.

“Sudah ada kesepakatan untuk mulai penjajakan dengan Kadin. Jadi mereka juga mengikutsertakan pimpinan organisasi perdagangan dan industri. Sudah ada kesepakatan dengan kita,” kata Rosan.

Rosan menyatakan telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Uruguay Affair Rodolfo Nin Novoa yang membahas tentang langkah-langkah konkret bagi peningkatan investasi di bidang bisnis sapi.

Uruguay merupakan salah satu pintu masuk produk unggulan Indonesia ke pasar Amerika Selatan, khususnya produk furnitur, kerajinan tangan, makanan dan minuman olahan serta consumer goods. Nilai perdagangan bilateral pada 2015 sebesar US$45,63 juta. Adapun pada periode Januari - Juli 2016 perdagangan antarnegara tercatat US$32,9 juta.

"Paraguay termasuk negara lima terbesar dalam bisnis sapi. Kita tida tahu kan? Kita tahunya Australia dan India. Ternyata Paraguay adalah nomor lima terbesar di dunia. Sebetulnya bukan hanya itu saja, kita juga banyak belajar mengenai clean energy dan renewable energy,” jelas Rosan.

Di sisi lain, Rosan berharap pemerintah dapat memberikan insentif untuk ekspor UKM agar basis dari eksportir nasional makin banyak. “Jadi diversifikasi produk, barang, market, dan penambahan eksportir kita juga. Memang terobosan musti banyak dan harus kerja sama dengan pemerintah dari segi insentifnya,” katanya. ‎ (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya