Liputan6.com, Jakarta - Realisasi nilai transaksi perdagangan online (e-commerce) akan mencapai US$ 4,89 miliar atau setara dengan Rp 68 triliun pada tahun ini. Rata-rata pertumbuhan nilai transaksi diperkirakan mencapai 38 persen dari 2014 sampai 2017.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Aulia E Marinto mengatakan, nilai transaksi e-commerce terus naik dari tahun ke tahun. Namun, data tersebut belum akurat mengingat tak seluruh pemain e-commerce membuka data transaksinya.
"Memang pertumbuhan secara over all yang kita dapatkan itu. Ini lebih kepada bisnis intelejen atau informasi karena belum ada juga. Transaksi ini milik masing-masing. Kan teman-teman private sector tidak mungkin dia buka-bukaan," kata dia dalam acara perkembangan terkini asosiasi dan industri e-commerce di Kawasan Mega Kuningan Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Baca Juga
Dia bilang, hal tersebut akan menjadi pekerjaan rumah asosiasi untuk memperbaiki data ke depannya. "Jadi memang PR kita juga ke depan mendapatkan yang lebih mendekati," tambah dia.
Dia menerangkan, beberapa indikasi nilai transaksi e-commerce terus tumbuh ialah munculnya pemain-pemain baru. Bahkan, dia bilang pemain e-commerce muncul dengan berbagai model.
"Salah satu indikasi investasi tumbuh terus , ada terus. Pemainnya pun bermunculan berbagai model. Yang unik vertikal spesifik. Bukan hanya market place semua kategori dan itu muncul di daerah," ujar dia.
Sekali lagi, asosiasi memiliki pekerjaan rumah. Apalagi e-commerce mesti memiliki dampak di sektor riil secara khusus Usaha Kecil Menengah (UKM).
"Kalau lihat pertumbuhan dari berbagai sumber itu 30-40 persen kita tumbuh dan ini bagus. Tentu pertumbuhan ini apakah berdampak pada riil. Ini PR semua orang bagaimana kemudian didorong, contoh lebih banyak pelaku ritel UKM yang masuk ke online, karena over all online di bawah 2 persen dari total offline ritel jadi masih kecil sekali," ujar dia. (Amd/Ahm)
Advertisement