Mendag: Kemenangan Trump Bisa Tingkatkan Kerja Sama Dagang RI-AS

Dengan latar belakang Donald Trump sebagai pengusaha, justru diyakini akan mempermudah negosiasi.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Nov 2016, 15:32 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2016, 15:32 WIB

Liputan6.com, Jakarta ‎Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) diharapkan akan mendorong kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Negeri Paman Sam tersebut.

Enggartiasto mengungkapkan, ‎pada dasarnya tidak ada negara di dunia ini yang bisa hidup sendiri tanpa adanya kerja sama dan berinteraksi dengan negara lain. Hal ini juga berlaku bagi Indonesia dan AS.

"Pada dasarnya, dengan Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS, seperti disampaikan Presiden (Jokowi) yang telah memberikan ucapan selamat, juga kita meyakini di dunia tidak mungkin ada satu negara yang berpisah dan enggak mau gabung dengan negara lain. Ini tidak mungkin, dunia tidak ada keterkaitan satu sama lain," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (11/11/2016).

Dengan terpilihnya Trump sebagai presiden ke-45 AS menggantikan Barrack Obama, tutur Enggartiasto, bukan berarti akan mengurangi intensitas kerja sama antara Indonesia dengan AS. Dengan latar belakang Donald Trump yang merupakan pengusaha, justru diyakini akan mempermudah negosiasi kerja sama antara AS dengan negara lain, termasuk Indonesia.

"Kita harap hubungan kerja sama yang terjalin bisa meningkat, dan kita meyakini hubungan dagang antara satu dan lain pasti berlanjut. Apalagi latar belakangnya pengusaha, latar belakang saya juga pengusaha. Sama pula properti, tentu kita berpikir dari kaca mata usaha. Jadi kita lebih banyak tentu melihat gimana perkembangan berikutnya," kata dia.

Yang harus dicermati lebih lanjut, kata Enggartiasto, yaitu bagaimana komposisi kabinet pemerintahan yang akan dibentuk oleh Donald Trump nantinya. Trump diharapkan bisa menempatkan orang-orang yang tepat di dalam kabinet‎ agar perundingan kerja sama dengan negara lain bisa berjalan lancar.

"Yang kita tunggu adalah kabinet ekonominya. Siapa yang akan duduk di menteri ekonominya. Di situ akan kelihatan warnanya," tandas dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya