Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menganggap langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate di level 4,75 persen sangat tepat di tengah ketidakpastian ekonomi dunia dan domestik saat ini.
Menurutnya, keputusan BI tak mengubah suku bunga acuan tentu mempertimbangkan berbagai hal, seperti gejolak nilai tukar rupiah beberapa hari terakhir ini dan faktor lainnya.
Baca Juga
"Entah itu dari permintaan rupiah, apa yang terjadi akhir-akhir ini dan kemudian dampaknya pada kebijakan moneter hari ini hingga ke depan. Jadi apa yang dilakukan BI adalah kombinasi tepat untuk situasi saat ini," ujar Sri Mulyani di acara Diskusi Ekonomi Indonesia Menyongsong 2017 di Auditorium SCTV, Jakarta, Kamis malam (17/11/2016).
Advertisement
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, BI akan terus menjaga tingkat inflasi pada level rendah maupun stabilitas nilai tukar rupiah.
"Karena nilai tukar yang baik, akan menjaga inflasi tetap rendah. Kombinasi pada level di mana kita masih punya ruang untuk ekspansi kredit perbankan," jelas Sri Mulyani.
Seperti diketahui, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung selama dua hari memutuskan untuk tidak mengubah BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) di level 4,75 persen.
Selain itu, RDG BI juga memutuskan untuk tidak mengubah bunga Deposit Facility dan Lending Facility, masing-masing di posisi 4 persen dan 5,5 persen.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, kebijakan tersebut sebagai langkah kehati-hatian BI dalam merespon mengkatnya ketidakpastian pasar keuangan global pasca Pemilu AS.
"Di tengah stabilitas ekonomi dalam negeri yang tercermin inflasi yang rendah dan defisit transaksi berjalan yang terkendali," jelas diaÂ