Sri Mulyani: Ajakan Tarik Dana Besar-besaran Hasutan Berbahaya

Menkeu Sri Mulyani meminta agar masyarakat tidak mudah terhasut untuk melakukan perbuatan yang dapat merusak perekonomian Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 18 Nov 2016, 08:50 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 08:50 WIB

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai ajakan menarik dana secara masif di perbankan (rush money) pada 25 November mendatang merupakan hasutan yang sangat berbahaya.

Dia pun meminta agar masyarakat tidak mudah terhasut untuk melakukan perbuatan yang dapat merusak perekonomian Indonesia.

Imbauan ini disampaikan Sri Mulyani saat acara Diskusi Ekonomi Indonesia Menyongsong 2017 di SCTV Tower, Jakarta, Kamis malam (17/11/2016).

"Menurut saya, itu (rush money) adalah suatu hasutan yang berbahaya. Kalau masyarakat peduli dengan perekonomian Indonesia dan negara kita, dia akan menjaga dan tidak mudah dihasut untuk merusak negaranya sendiri," ujar Sri Mulyani.

Dia mengatakan seluruh masyarakat perlu menjaga perekonomian nasional tetap stabil. Apabila ajakan rush money benar-benar terjadi, ujar Sri Mulyani, imbasnya bukan hanya ke sektor keuangan, tapi merembet pada ketidakstabilan ekonomi Indonesia.

"Kalau ekonomi tidak stabil, yang terkena adalah masyarakat kelas menengah dan bawah. Ekspresikan pandangan politik dengan cara-cara politik. Tapi kalau ekspresinya dilakukan dengan cara sabotase atau melukai diri sendiri, yang kena masyarakat tadi," kata dia.

Namun, dia yakin masyarakat tidak akan melakukan aksi yang dapat merugikan atau menghancurkan dirinya maupun negaranya.

"Masyarakat tahu, itu tidak akan baik buat mereka sendiri. Jadi mereka tidak akan melakukan yang akan membahayakan masyarakat sendiri karena keinginan mereka menciptakan kondisi sosial yang baik dan kesempatan kita untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat," tandas Sri Mulyani.(Fik/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya