Liputan6.com, Jakarta - Menjelang akhir tahun, harga beras mulai merangkak naik. Harga beras di DKI Jakarta terpantau naik sekitar Rp 100 per Kilogram (Kg). Pemerintah meminta agar pedagang tidak mempermainkan harga dengan cara menimbun pasokan beras.
"Jangan pernah ada yang berani nimbun beras," tegas Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/11/2016).
Dia memastikan, pemerintah akan memeriksa para pedagang yang menimbun beras sehingga mengerek kenaikan harga komoditas tersebut di pasar. Lantaran Enggar bilang, stok beras di gudang Bulog sangat mencukupi, bahkan terjadi kelebihan stok.
"Produksinya over kok sekarang, pertanyaannya ada di mana? Makanya kalau ada yang berani nimbun, kita periksa," jelas Enggar.
Baca Juga
Dia menuturkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan memantau perkembangan harga beras setiap saat sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 63/M-DAG/PER/9/2016 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.
"Ada Permendag Nomor 63 yang ada batas atas dan batas bawah dari komoditas harga pangan. Kita lihat perkembangan harganya, kalau naik gila-gilaan, yang nimbun kita periksa karena ada stoknya," kata Enggar.
Lanjutnya, Kemendag akan langsung menggelar operasi pasar apabila harga beras naik hingga Rp 500 per Kg. "Kalau naik Rp 500, kita gelontorin saja. Stoknya ada kok," ujar Enggar tanpa bersedia menyebut stok beras saat ini.
Untuk diketahui, berdasarkan laman resmi infopangan.jakarta.go.id, harga beras yang naik antara lain beras IR.I (IR 64) sebesar Rp 104 Kg per hari ini menjadi Rp 11.317 per Kg. Sedangkan beras IR. II (IR 64) Ramos, naik Rp 69 menjadi Rp 10.469 per Kg. (Fik/Ahm)
Advertisement