Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya impor beras sepanjang Januari-Oktober 2016. Nilai impor beras mencapai US$ 7,79 juta dengan berat 17,19 juta kilogram (kg).
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menegaskan jika impor beras tersebut merupakan kebijakan tahun lalu yang baru terealisasi di tahun ini.
"Impor beras itu luncuran 2015. Jadi kita beli tahun lalu sebesar lebih dari 1 juta ton," jelas dia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (16/11/2016).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Amran, beras impor yang dibeli tahun lalu itu tertahan di luar negeri. Kemudian diambil atau dikirim saat Indonesia membutuhkan stok.
"Kita tahan (beras impor) di luar negeri, nanti kalau butuh diambil. Nah sekarang sudah masuk. Dia (BPS) kan menghitung yang masuk ke pelabuhan, sedangkan kita menghitungnya pada saat transaksi beli," jelas Amran.
Berdasarkan data BPS yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Rabu (16/11/2016), nilai impor beras di Oktober ini tercatat US$ 7,79 juta dengan berat 17,19 juta kilogram (kg). Realisasi ini turun dari bulan sebelumnya sebesar US$ 8,35 juta seberat 17,78 juta kg. Sementara di Oktober 2015, nilai impor beras US$ 10,51 juta seberat 21,09 juta kg.
Pada bulan kesepuluh ini, ada nilai impor beras senilai US$ 2,58 juta dari Thailand, Pakistan senilai US$ 3,87 juta, India US$ 1,17 juta, dan dari negara lainnya US$ 169,56 ribu.
Impor beras sepanjang Januari-Oktober 2016 mencapai US$ 480,33 juta. Nilai ini meningkat signifikan dari periode yang sama tahun lalu senilai US$ 110,39 juta.
Paling besar pasokan beras berasal dari Thailand ke Indonesia senilai US$ 218,83 juta, Vietnam dan Pakistan masing-masing mengimpor US$ 212,52 juta dan US$ 26,38 juta. Impor beras dari India US$ 12,90 juta, dari Myanmar US$ 5,48 juta, dan dari negaranya US$ 4,21 juta.
"Impor beras kita untuk memenuhi kebutuhan beras khusus restoran Jepang, India, Timur Tengah, serta komunitas mereka di Indonesia. Juga untuk cadangan dan antisipasi fluktuasi harga," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo.(Fik/Nrm)