Liputan6.com, Jakarta Dewan Eksekutif Bank Dunia menyetujui hibah sebesar US$ 55,25 juta untuk Indonesia. Hibah tersebut untuk mendukung proyek pengembangan hulu energi panas bumi di Indonesia.
Hibah dari Bank Dunia tersebut terdiri dari dua komponen. Clean technology fund (CTF) senilai US$ 49 juta untuk mendukung pengembangan infrastruktur serta pengeboran eksplorasi dan global environment facility (GEF) senilai US$ 6,25 juta untuk mendukung bantuan teknis yang bertujuan meningkatkan kapasitas eksplorasi tenaga panas bumi.
Advertisement
Baca Juga
Dana hibah dari Bank Dunia tersebut akan dikelola oleh Kementerian Keuangan dan PT Sarana Multi Infrastruktur akan mendanai proyek hulu energi panas bumi dengan jumlah yang sama dengan pendanaan dari CTF.
"Terbatasnya listrik menghambat potensi pertumbuhan Indonesia dan membatasi peluang masa depan bagi jutaan penduduk Indonesia. Hibah ini akan membantu mengembangkan potensi panas bumi Indonesia yang sangat besar,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves, Jakarta, Sabtu (11/2/2017).
Dia juga mengatakan, Bank Dunia mendukung pemerintah mencapai akses listrik di semua wilayah. "Bank Dunia mendukung upaya pemerintah untuk mencapai akses listrik 100 persen yang modern dan handal secepat mungkin," ungkap dia.
Proyek pengembangan hulu tenaga panas bumi juga akan mendukung upaya Indonesia untuk beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan, dan mencapai sasaran Indonesia di tahun 2025, yaitu porsi energi baru dan terbarukan dalam bauran energi primer naik menjadi 23 persen.
"Proyek ini memberi penekanan khusus untuk kawasan timur Indonesia, yang memiliki persentase keluarga tanpa listrik modern dan handal yang jauh lebih tinggi,” kata Senior Energy Specialist Bank Dunia, Peter Johansen. (Amd/Gdn)