Jumlah BUMN Rugi Berkurang pada 2016

Kementerian BUMN mencatat, jumlah BUMN yang merugi sebanyak 12 perusahaan pada 2015, dan berkurang jadi 9 pada 2016.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Mar 2017, 14:45 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2017, 14:45 WIB
Kementerian BUMN.
Kementerian BUMN.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatatkan jumlah perusahaan pelat merah yang merugi turun sepanjang 2016‎

Deputi Kementerian BUMN Bidang Restrukturisasi Aloysius K Ro menjelaskan, jumlah BUMN yang merugi sebanyak 12 perusahaan pada 2015.

"Jumlah ini menurun di 2016 hanya menjadi 9 perusahaan," kata Aloy saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis, Sabtu (3/3/2017).

Aloy mengungkapkan 9 perusahaan tersebut tidak ada perusahaan baru. Perusahaan-perusahaan 'sakit' tersebut memang masih dalam kategori penanganan oleh Aloy untuk bisa 'sehat' kembali. "Jadi perusahaan-perusahaannya seperti Istaka Karya, Djakarta Lloyd, Merpati," ujar dia.

Dari sekian peruahaan yang merugi, Aloy mengaku Merpati menjadi perusahaan yang paling gawat darurat. Tercatat sudah Rp 8 triliun yang dialokasikan untuk Merpati, namun sampai kini tak kunjung sehat.

"Jadi Merpati itu ibarat sudah stadium 4, antara mau dioperasi atau disuntik mati, kta cabut oksigennya," ujar Aloy.

Seperti diketahui, pada 2016 total 118 BUMN mencatatkan kinerja yang cukup baik. Tercatat total laba BUMN mencapai Rp 197 triliun, meningkat 10,1 persen dari 2015. Sementara dari segi aset, ada kenaikan 9,8 persen menjadi Rp 6.325 triliun.

Sepanjang 2016, pendapatan yang berhasil diraup 118 BUMN mencapai Rp 1.802 triliun atau meningkat 6,1 persen. Sedan‎gkan dividen yang berhasil dibayarkan ke negara mencapai Rp 37 triliun. Dividen ini sama seperti yang disetor tahun 2015. (Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya