Menteri Rini Paparkan Target BUMN 2017 di Atas Kapal Nelayan

Kementerian BUMN targetkan dividen menjadi Rp 41 triliun atau naik 10,8 persen pada 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Mar 2017, 19:58 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2017, 19:58 WIB
Menteri BUMN Rini Seomarno mengumpulkan seluruh pejabat Eselon I Kementerian BUMN‎ di atas kapal nelayan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.
Menteri BUMN Rini Seomarno mengumpulkan seluruh pejabat Eselon I Kementerian BUMN‎ di atas kapal nelayan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Rini Soemarno mengumpulkan seluruh pejabat Eselon I Kementerian BUMN‎ di atas kapal nelayan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

Bukan tanpa alasan Rini mengumpulkan para pejabatnya di Pelabuhan Sunda Kelapa ini. "Jadi Pelabuhan Sunda Kelapa ini pelabuhan sangat tua, dan Pelindo II yang punya, jadi kita ingin BUMN itu juga menjaga heritage, seperti pelabuhan ini," kata Rini di atas kapal ikan milik nelayan, Jumat (3/3/2017).

Dalam acara ini, Rini juga meminta para Eselon I untuk memaparkan target Kementerian BUMN terhadap kinerja BUMN di 2017. Untuk memaparkan itu, Rini meminta Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro mempresentasikan secara keseluruhan target terlebih dahulu.

Imam menjelaskan, semangat Kementeian BUMN pada 2017 adalah merealisasikan holding BUMN dan sinergi perusahaan.

"Dengan itu, kita harapkan aset pada 2017 itu menjadi Rp 7.035‎ triliun atau tumbuh 11,2 persen jika dibandingkan 2016," kata Imam.

‎Tak hanya itu, kinerja secara keseluruhan di indikator lain juga ditargetkan meningkat. Untuk laba, ditargetkan tumbuh 20,1 persen menjadi Rp 197 triliun pada 2017. Laba itu dicapai dengan target pendapatan Rp 2.116 triliun yang juga naik 17,4 persen.

Mengenai belanja modal atau capital expenditure (Capex), Imam memaparkan prognosanya‎ sebesar Rp 468 triliun pada 2017, atau meningkat 57 persen jika dibandingkan tahun lalu. Sedangkan dividen, ditargetkan meningkat 10,8 persen menjadi Rp 41 triliun.

"Untuk pajak, ini sedikit menurun jika dibandingkan 2016. Tahun ini sebesar Rp 165 triliun, tahun lalu Rp 167 triliun," tutur Imam. (Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya