Selain Pasok Air Baku, Bendungan Sei Gong Bisa Jadi Objek Wisata

Pemerintah menargetkan proyek pembangunan Bendungan Sei Gong, Batam, Kepulauan Riau selesai pada pertengahan 2018.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Mar 2017, 09:45 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2017, 09:45 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Bendungan Sei Gong, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (23/3/2017).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Bendungan Sei Gong, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (23/3/2017).

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menargetkan proyek pembangunan Bendungan Sei Gong, Batam, Kepulauan Riau selesai pada pertengahan 2018. Selain untuk memasok air baku bagi masyarakat, bendungan ini juga akan dijadikan sarana wisata.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Imam Santoso ‎mengatakan, fungsi utama dari bendungan adalah untuk memenuhi kebutuhan ari baku bagi masyarakat Batam dan sekitarnya. Namun demikian, bendungan dengan biaya Rp 238,4 miliar ini juga akan difungsikan sebagai daerah konservasi sumber daya air dan pendidikan.

Selain itu juga diharapkan ‎menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Batam. "Sisi utamanya untuk air baku. Yang lain bisa untuk wisata, nanti kita bangun ada rumah pengelolaannya biar lebih baik," ujar dia di Batam, Kepulauan Riau, seperti ditulis Jumat (24/3/2017).

Menurut Imam, bendungan Sei Gong ini bisa dijadikan objek wisata air dan olahraga air. Dengan demikian, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyakarat sekitar maupun dari luar Batam.

"Batam itu makin ke sini bisa wisata air‎. Kita buat jetski bisa, kan dia kawasan yang tenang. Kita buat rumah bendungannya, jadi masyarakat bisa menikmati di sini. Berlayar, jetsky," kata dia.

Sebelumnya, saat meninjau pembangunan bendungan ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, Bendungan Sei Gong memiliki luas 355,99 hektar (ha). Sedangkan daya tampungnya Mencapai 11,8 juta meter kubik dengan potensi penyaluran air baku sebesar 400 liter per detik.

"Ini 355 ha yang akan menampung 11 juta meter kubik air baku, yang nantinya digunakan baik di Kecamatan Galang, di Rempang dan utamanya di kota Batam yang kekurangan," ujar dia.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, kebutuhan air baku untuk wilayah Batam dan sekitarnya sebesar 3.250 liter per detik. Namun saat ini baru tersedia 2.800 liter per detik.

"Kapasitas sekitar 400 liter per detik (potensi penyediaan air baku) dengan volume tampungan 11 juta meter kibik, dengan itu akan mensuplai Batam sekitar 400 liter per detik. Ini sudah mencukupi kebutuhan untuk tahun ini dan mungkin 1-2 tahun ke depan," kata dia.

 

Dengan progres pembangunan fisik yang mencapai 35,18 persen pada saat ini, Basuki optimis bendungan dengan biaya sebesar Rp 238,4 miliar ini bisa selesai pada tahun depan. Nantinya air baku pada bendungan tersebut akan ‎dialirkan untuk kebutuhan masyarakat melalui jaringan pipa yang ditargetkan rampung pada 2019.

"Belum selesai kalau ama pipanya (pada 2018), mungkin baru 2019 kalau ama pipanya. Investasinya itu belum termasuk (pipa), cuma bendungan saja. Pipanya sekitar 50 km," tandas dia.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya