7.500 Pelanggan 900 VA Tak Terima Pencabutan Subsidi Listrik

Dari 7.500 pelanggan yang tak terima pencabutan subsidi listrik, separuhnya yaitu 3.750 pelanggan sudah mendapat subsidi kembali.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Mar 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2017, 16:00 WIB
20151105- Tarif Listrik Subsidi Tidak Jadi Naik-Jakarta
Petugas tengah patroli di dalam ruang panel listrik di Rusun Benhil, Jakarta, Kamis (5/11/2015). Pemerintah akan tetap memberikan subsidi listrik kepada pelanggan 450 Volt Ampere (VA). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerima 7.500 aduan dari pelanggan listrik golongan 900 Volt Amper (VA) yang subsidi listriknya dicabut secara bertahap. Selain itu, ada juga pelanggan yang secara suka rela meminta agar subsidi listrik untuk mereka dicabut.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan, sampai pekan lalu instansinya telah menerima laporan dari 7.500 pelanggan golongan 900 VA, yang subsidi listriknya dicabut.

Dari 7.500 pelanggan yang mengadu tersebut, separuhnya yaitu 3.750 pelanggan sudah mendapat subsidi kembali setelah melewati proses ‎verifikasi. Sedangkan sisanya masih dalam proses pencocokan data.

"Dari jumlah pelapor tersebut, setengah sudah dicek oleh kami dan sesuai dengan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jadi dimigrasi ke pelanggan bersubsidi," papar Jarman seperti ditulis Sabtu (25/3/2017).

Selain menerima pengaduan dari masyarakat yang tidak terima subsidi listrik dicabut. Instansinya juga menerima laporan masyarakat yang merasa tidak berhak mendapat subsidi, kemudian diproses menjadi golongan rumah tangga mampu dikeluarkan dari golongan penerima subsidi.

Sayangnya, pelanggan listrik yang proaktif meminta subsidinya untuk dicabut sangat kecil. Saat ini jumlah pelanggan yang sadar tidak berhak menikmati subsidi tersebut baru mencapai tujuh pelanggan.

"Yang menarik adalah ada juga masyarakat yang minta supaya dikeluarkan dari golongan bersubsidi, jadi mereka masuk golongan subsidi, tapi mereka isi aplikasi untuk keluar dari golongan bersubsidi karena merasa tidak perlu lagi disubsidi," jelas Jarman.

Jarman menduga permintaan ini muncul karena pelanggan tersebut sebelumnya memang memiliki penghasilan rendah sehingga mendapat subsidi listrik. Namun kemudian penghasilan mereka naik, sehingga merasa mampu membayar listrik nonsubsidi. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya