Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mulai menerapkan penyaluran subsidi listrik tepat sasaran bagi golongan pelanggan 900 Volt Amper (Va). Seiring kebijakan ini terdata hanya 4,1 juta pelanggan yang berhak mendapatkan subsidi listrik, dari 23 juta pelanggan listrik golongan 900 Va.
Itu artinya, 4,1 juta pelanggan tak akan terkena kenaikan atau penyesuaian tarif listrik karena mengacu pada kondisi mereka, seperti penghasilan.
Namun ternyata ada hal mengejutkan. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman mengatakan, dari 4,1 juta pelanggan yang masuk kategori berhak mendapatkan subsidi listrik, ada enam pelanggan yang justru menolaknya.
Advertisement
Baca Juga
Keenam warga ini pun mengajukan permohonan pencabutan subsidi. "Yang menarik, ada enam pengaduan mengajukan permohonan untuk tidak menjadi pelanggan subsidi," kata dia di kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Jumat (3/3/2017).
Dia mengaku senang dengan keinginan keenam pelanggan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terkait penyaluran subsidi hanya bagi masyarakat tidak mampu meningkat.
"Ada kesadaran masyarakat yang sudah cukup besar, bahwa subsidi hanya untuk orang tidak mampu," dia menuturkan.
Jarman menduga permintaan ini muncul karena keenam pelanggan tersebut sebelumnya memang memiliki penghasilan rendah. Namun kemudian penghasilan mereka naik, sehingga merasa mampu membayar listrik nonsubsidi.
"Jadi ada enam orang masuk pelanggan subsidi komplain, termasuk orang kaya kok disubsidi. Sudah ada budaya malu kelihatannya. Mereka minta tidak disubsidi. Enggak mau dia dianggap orang miskin," dia menandaskan. (Pew/Nrm)