AP II Bangun Kawasan Pusat Logistik Berikat di Bandara Soetta

Potensi pasar terbesar dari pusat logistik berikat di bandara ini adalah suku cadang pesawat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Apr 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2017, 16:00 WIB
20151113-AP II Wacanakan Pembentukan Cargo Village di Bandara Soetta-Tangerang
Pekerja tengah menurunkan paket pengiriman barang di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (13/11). PT Angkasa Pura II (Persero) akan membangun cargo village atau kawasan khusus kargo di dalam kompleks Bandara Soekarno-Hatta (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura II (Persero) melalui anak usaha PT Angkasa Pura Kargo tengah mempersiapkan kawasan pusat logistik berikat atau PLB di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pembangunan ini guna mengakselerasi kinerja bisnis sektor angkutan kargo serta meningkatkan daya saing Indonesia di industri kargo udara global.

Lokasi PLB di bandara nantinya terbagi dalam tiga tempat terpisah yakni Gudang  pertama seluas 1.500 meter persegi (m2) yang dibangun pada tahun ini.

Kemudian Gudang kedua dibangun pada 2018 seluas 10.000 m2, dan Gudang ketiga akan dibangun di Cargo Village Bandara Soekarno-Hatta pada 2019 dengan luas yang sama yakni 10.000 m2.

Potensi pasar terbesar dari pusat logistik berikat di bandara ini adalah suku cadang pesawat, di mana suku cadang impor dapat ditimbun atau disimpan di gudang PLB dan dilakukan clearance jika suku cadang impor tersebut digunakan keluar dari gudang PLB.

“Letak Bandara Internasional Soekarno-Hatta cukup dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok sehingga tepat apabila dibangun kawasan pusat logistik berikat di bandara. Pembangungan PLB ini juga dalam rangka mendukung program pemerintah terkait penghematan biaya logistik oleh pelaku usaha," kata Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin dalam keterangannya, Sabtu (1/4/2017).

Dia menuturkan, keberadaan pusat logistik berikat di bandara akan memberikan manfaat bagi maskapai yakni dapat menyimpan spare parts di gudang PLB, waktu perbaikan pesawat dapat dipersingkat, membuat sederhana kontrol terhadap perbaikan dan penyimpanan spare parts, serta pengembangan atau perbaikan bisa dilakukan di lokasi PLB di bandara.

“Secara bisnis, pusat logistik berikat ini berpotensi menghasilkan pendapatan dari aktivitas pemanfaatan pergudangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sedikitnya Rp 2,5 triliun dalam satu tahun apabila pergudangan spare parts dilakukan di Indonesia,” jelas Muhammad Awaluddin.

Kelebihan lain dari PLB di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini adalah lokasi yang berada di kawasan bandara sehingga mempersempit waktu transit untuk proses pengiriman ekspor – impor melalui udara serta adanya pengamanan internal selama 24 jam dan diawasi langsung kepolisian.

Adapun dalam membangun kawasan PLB ini PT Angkasa Pura II (Persero) juga akan bekerjasama erat dengan pihak terkait diantaranya Bea dan Cukai, maskapai, forwarder, serta pihak-pihak lain seperti perbankan dan sebagainya.

"Kami sangat mendukung akan dibangunnya Pusat Logistik Berikat (PLB) di kawasan Bandara Soekarno Hatta oleh Angkasa Pura II. Dengan akan didirikannya PLB maka bahan baku yang dibutuhkan oleh industri di Indonesia yang selama ini diperoleh dari luar negeri yang diterbangkan langsung ke Indonesia dapat diperoleh dari PLB tersebut. Hal ini akan sangat mengurangi biaya logistik dan waktu. Disamping itu juga akan membuka investasi pergudangan di Bandara dan diharapkan menjadi HUB untuk logistik di kawasan Asia Pasifik," jelas Kepala Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta Erwin Situmorang.

Pembentukan PLB merupakan salah satu amanat dalam paket kebijakan ekonomi jilid II yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pada awal tahun lalu, Presiden telah meresmikan 11 PLB yang beroperasi.

Adapun digitalisasi juga akan diterapkan di dalam pengoperasian gudang PLB di Bandara Internasional Soekarno-Hatta melalui aplikasi di smartphone yang disediakan oleh Angkasa Pura Kargo.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya