Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Rini Soemarno belum menyepakati pemberian tantiem atau bonus bagi bos-bos BUMN. Pasalnya masih ada beberapa BUMN yang belum menyerahkan data mengenai aset masing-masing.
Terlepas dari hal itu, Rini mengungkapkan siapa saja yang akan mendapatkan bonus paling besar. Mengingat bonus tersebut salah satu indikator pemberiannya berdasarkan laba yang dicapai perusahaan, maka dominasi bonus bos BUMN diisi oleh perusahaan perbankan dan energi.
"Pertamina itu tinggi, selain itu juga perbankan kita, Himbara (BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN)," kata Rini saat berbincang dengan wartawan seperti ditulis, Jumat (7/4/2017).
Advertisement
Namun Rini enggan mengungkapkan nominal bonus masing-masing direksi perusahaan itu.
Dijelaskannya, tinggi bonus yang diterima para bos perbankan karena persaingan di industri tersebut sangat ketat, sehingga membutuhkan kerja yang ekstra untuk mempertahankan kinerja perusahaan agar tetap maksimal.
Saat ini, penilaian pemberian bonus, tidak hanya diukur dari jumlah laba yang dicapai, melainkan dari prestasi manajemen dalam melakukan investasi untuk jangka panjang.
"Karena kalau dilihat dari laba saja, orang hanya mikirkan cari untung, dia tidak memikirkan investasi jangka panjang. Padahal BUMN ini kan harus hadir untuk negeri, manfaatnya harus dimanfaatkan anak cucu kita kelak," terang Rini.
Seperti diketahui, Pertamina pada kinerjanya selama 2016 tercatat mendapatkan laba mencapai Rp 40 triliun atau sekitar US$ 3 miliar.
Untuk anggota Himbara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam kinerjanya di 2016 mampu memperoleh untung Rp 13,8 triliun, PT Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 11,3 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 25,8 triliun dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar Rp 2,61 triliun. (Yas)