Incar Tambahan Modal Rp 10 Triliun, PLN Sekuritisasi Aset

PT PLN (Persero) bakal melakukan sekuritisasi aset untuk tambahan modal.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 30 Apr 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2017, 08:00 WIB
20160530- Dirut PT PLN Sofyan Basir-Jakarta- Helmi Afandi
Dirut PT PLN, Sofyan Basir mengatakan apabila perlu, pihaknya akan mengajak KPK bekerja sama dalam pengawasan proyek listrik 35.000 MW tersebut, Jakarta, Senin (30/5/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) bakal melakukan sekuritisasi aset untuk tambahan modal. Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjelaskan, mekanisme penjualan proyek yang sudah menjadi aset tersebut akan dilakukan melalui mekanisme sekuritisasi.

"Ya kita akan laksanakan, ada aset-aset pembangkit yang akan kita sekuritisasi, karena untuk jaringan itu tidak bisa disekuritisasi," kata Sofyan di Bogor, Sabtu (29/4/2017).

‎Adapun pembangkit-pembangkit yang akan dijual melalui mekanisme sekuritisasi tersebut saat ini masih dilakukan pendataan. Yang pasti, salah satunya adalah pembangkit listrik di Suralaya.

"Tapi kita minta lebih kurang minimal dapat Rp 5 triliun sampai 10 triliun lah. Sekuritisasi kita tahun ini," ucap Mantan Direktur Utama BRI itu.

Sementara itu di kesempatan terpisah, Menteri BUMN Rini Soemarno terus mendukung BUMN untuk bisa lebih lincah, terutama dalam mendapatkan tambahan modal.

Selama ini, pemerintah telah menyuntikkan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada beberapa BUMN strategis. Ke depan, modal ini tidak akan diberikan lagi oleh pemerintah, untuk itu BUMN harus mempunyai inisiatif tersendiri.

"Seperti PLN yang melakukan sekuritisasi itu bagus sekali, karena akan meningkatkan kekuatan perusahaan dalam percepatan elektrifikasi negeri ini," tambahnya.

Untuk itu, Rini meminta kepada BUMN lain yang memiliki aset yang bisa disekutirisasi, diharapkan bisa mencontoh PLN. Saat ini PT Jasa Marga (Persero) Tbk juga tengah mengkaji melakukan hal yang sama, hanya saja, dikatakan Rini, masih memerlukan perhitungan yang matang. (Yas)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya