Koreksi Harga Komoditas Tekan Nilai Tukar Rupiah

Sejak pagi hingga siang ini, rupiah bergerak di kisaran 13.345 per dolar AS hingga 13.350 er dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Mei 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2017, 14:00 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Koreksi harga komoditas menjadi salah satu penekan rupiah.

Mengutip Reuters,Rabu (10/5/2017), rupiah dibuka di angka 13.345 per dolar AS,penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.350 per dolar AS. Namun sesaat kemudian, rupiah tertekan ke level 13.360 per dolar AS. Sejak pagi hingga siang ini, rupiah bergerak di kisaran 13.345 per dolar AS hingga 13.350 er dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.355 per dolar AS, melemah jika dibanidngkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.317 per dolar AS.

Dolar AS memang sedikit menguat di Asia pada perdagangan hari ini. Kondisi geopolitik di beberapa daerah masih menjadi mendorong aksi beli terhadap dolar AS sehingga mengalami kenaikan.

Kondisi di Suriah dan juga Korea Utara yang masih memanas membuat investor melakukan aksi beli terhadap dolar AS. "Sentimen dari kondisi geopolitik dan perbedaan kebijakan masih belum hilang," jelas kepala analis FX strategy Marc Chandler.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah terbawa arus penguatan dolar AS sehingga melemah bersama kurs lain di Asia pada perdagangan Selasa kemarin.

Koreksi harga komoditas juga mulai meredupkan ekspektasi pertambahan likuiditas dolar AS di domestik dari jalur perdagangan.

Ditambah dengan ketidakpastian politik domestik, potensi pelemahan rupiah semakin terbuka. "Tetapi dengan level cadangan devisa yang tinggi, depresiasi rupiah yang berlebih akan mampu dicegah," jelas dia. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya