Menunggu Data Ekonomi AS, Rupiah Menguat Tipis

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.329 per dolar AS hingga 13.340 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Mei 2017, 13:46 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2017, 13:46 WIB
 Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.329 per dolar AS hingga 13.340 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.329 per dolar AS hingga 13.340 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar menunggu data tenaga kerja AS yang akan keluar pada Jumat sore waktu setempat.

Mengutip Reuters, Jumat (5/5/2017), rupiah dibuka di angka 23.326 per dolar AS, tak berbeda dengan angka penutupan pada perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.335 per dolar AS. Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.329 per dolar AS hingga 13.340 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.339 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.330 per dolar AS.

Dolar AS memang sedikit melemah di kawasan Asia karena pelaku pasar lebih memilih untuk menunggu data tenaga kerja yang akan keluar pada Jumat sore waktu setempat.

Data tenaga kerja ini akan menjadi pijakan bagi pelaku pasar untuk memperkirakan pergerakan kebijakan Bank Sentral AS sehingga bisa menjadi pijakan investasi.

Para ekonom memperkirakan akan ada penambahan pekerjaan bagi 185 ribu orang pada April ini. Sedangkan pada Maret lalu, penambahan jumlah pekerjaan hanya tercatat 98 ribu orang.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, pada perdagangan kemarin rupiah melemah mengikuti sentimen global, tetapi kembalinya pelemahan dolar AS pada dini hari tadi, mendorong penguatan rupiah pada hari ini.

"Semakin memburuknya performa harga komoditas di pasar global masih terus menutup peluang untuk penguatan rupiah yang drastis," jelas dia. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya