7 Kebiasaan Buruk yang Bikin Keuangan Berantakan

Berikut tujuh kebiasaan yang membuat keuangan Anda berantakan. Apa saja?

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 30 Mei 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2017, 06:48 WIB
Ilustrasi keuangan berantakan
Ilustrasi keuangan berantakan

Liputan6.com, Jakarta - Masih ingatkah saat sekolah dulu, mungkin Anda pernah menunda belajar untuk ujian. Akhirnya sehari sebelum ujian, Anda begadang demi mencoba mengingat semua materi alias sistem kebut semalam.

Namun di hari ujian, semua ingatan seakan buyar. Di saat mestinya bisa berpikir tenang, Anda malah grogi karena semua yang dipelajari menguap.

Kebiasaan menunda sewaktu di sekolah dulu sebaiknya dibuang jauh saat dewasa. Terutama jika dikaitkan dengan urusan finansial. Berikut tujuh situasi di mana penundaan justru bikin keuangan Anda berantakan seperti dikutip dari CekAja.com:

1. Menunda investasi: keuntungan yang didapat lebih kecil

Aturan dasar investasi agar makin untung adalah investasi sedini mungkin. Banyak investor sukses yang awalnya berinvestasi dalam jumlah kecil namun konsisten. Menunda lima atau 10 tahun dapat membuat peerbedaan besar mengenai hasil yang diperoleh.

Misalnya jika lima tahun lalu harga saham perusahaan A hanya Rp 15.000 per lembar. Dengan modal Rp 5 juta, Anda bisa membeli 333 lembar saham.

Hari ini, harga saham menjadi Rp 47.800 per lembar saham. Artinya kalau Anda membelinya lima tahun lalu dan melakukan posisi jual hari ini, maka uang Rp 5 juta sudah berbiak menjadi Rp 15.917.000.

2. Menunda menabung: menghabiskan lebih banyak daripada yang dihasilkan

Mungkin selama ini Anda sadar kalau punya kebiasaan boros. Jangankan tabungan dana darurat dan tabungan pensiun, Anda tidak pernah menyisihkan sedikit pun untuk tabungan biasa.

Di saat mengalami kejadian yang membutuhkan keluar uang banyak, Anda kalang kabut. Seandainya Anda menyisihkan sedikit saja, pasti Anda tidak perlu pinjam sana sini untuk membayarnya.


3. Menunda membayar kartu kredit: bunga semakin tinggi

Bunga kartu kedit dihitung harian. Dan kalau Anda punya cicilan bulan lalu yang belum lunas, sisa tagihan tesebut juga dikenakan bunga per hari.

Ujung-ujungnya, Anda akan merasa tagihan kartu kredit makin membengkak. Buat strategi untuk melunasi tagihan kartu kredit sebelum angkanya mengacaukan keuangan Anda.

4. Menunda membayar pajak: dikenakan denda

Bagi Anda yang sibuk, terkadang mengumpulkan dokumen, mengantri, dan datang ke kantor pajak sangat menyita waktu. Namun jika Anda menunda, uang yang dikeluarkan akan makin besar karena harus membayar denda.


Bayar listrik


5. Menunda membayar listrik, air, gas, telepon, dan internet : jaringan dicabut

Jangan kaget kalau tiba-tiba rumah Anda gelap gulita. Mungkin saking sibuknya, Anda lupa membayar tagihan listrik. Akibat kelalaian ini, Anda harus membayar akumulasi tagihan ditambah denda yang besar. Supaya tidak terjadi lagi, masukan saja berbagai macam tagihan ke kartu kredit atau autodebet rekening tabungan.

6. Menunda meminta kenaikan gaji: kehilangan banyak rupiah

Terkadang, Anda harus berinisiatif meminta kenaikan gaji. Menunda karena alasan gengi dan takut ditolak membuat Anda rugi.

Jika Anda bisa mendapatkan Rp 1,5 juta lebih banyak misalnya, dalam setahun Anda bisa mengumpulkan Rp 18 juta. Bisa untuk membeli sebuah motor atau menambah tabungan DP rumah.

Melamar kerja

7. Menunda melamar pekerjaan: kehilangan kesempatan

Dalam melamar kerja, Anda harus membuat CV yang baik, surat pengantar, dan portofolio. Kalau Anda melamar di instansi pemerintah, syarat yang dikumpulkan lebih banyak lagi. Misalnya seperti ijazah yang dilegalisir, kartu kuning alias kartu pencari kerja, dan surat kelakuan baik dari kepolisian.

Malas mengurus dokumen membuat Anda kehilangan kesempatan. Begitu sadar, tahunya lamaran sudah ditutup. Dan Anda makin menyesal ketika tahu kalau gaji yang ditawarkan ternyata di atas rata-rata.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya