Liputan6.com, New York Harga minyak mentah dunia turun lebih dari 1 persen di akhir pekan menuju kerugian selama dua minggu berturut-turut. Ini terpicu kekhawatiran jika keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan iklim internasional akan memacu produksi minyak AS dan berkontribusi pada kelebihan pasokan global.
Melansir laman Reuters, harga minyak mentah Brent turun 61 sen menjadi US$ 50,02 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate susut 62 sen menjadi US$ 47,74 per barel. Kedua kontrak harga minyak tersebut turun sekitar 4 persen secara mingguan.
Analis menilai pasar terganggu pertumbuhan produksi minyak mentah AS yang menghambat usaha dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mengurangi kelebihan pasokan global.
Baca Juga
[bacajuga:Baca Juga](2954398 2953401 2952924]
Advertisement
Pengeboran minyak di AS tercatat bertambah 11 rig pada pekan ini, melanjutkan penambahan dalam 20 minggu berturut-turut, menurut data dari perusahaan jasa energi Baker Hughes.
Keputusan Trump menarik AS dari kesepakatan Paris 2015, pakta global untuk melawan perubahan iklim, memicu kekhawatiran bahwa produksi minyak AS dapat berkembang lebih cepat daripada saat ini.
"Trump tampaknya akan menghilangkan hambatan yang bisa dia temukan yang akan menghambat pertumbuhan produksi minyak mentah atau gas alam," kata Stewart Glickman, Analis Ekuitas Energi CFRA di New York.
"Ini sangat ironis karena dengan melakukan itu Anda mendorong lebih banyak keluar dari lapangan," dia menambahkan.
Produksi minyak mentah AS pada minggu lalu naik hampir 500 ribu barel per hari (bpd) dari tingkat tahun sebelumnya dan mencapai 9,34 juta barel per hari, tertinggi sejak Agustus 2015.
Output minyak AS diperkirakan akan terus meningkat, karena Lembaga Administrasi Informasi Energi memproyeksikan produksi mencapai 10 juta bpd tahun depan.
Pekan lalu, OPEC dan beberapa produsen non-OPEC memperpanjang kesepakatan untuk mengurangi pasokan 1,8 juta barel per hari sampai Maret 2018. Harga minyak turun sekitar 10 persen sejak keputusan perpanjangan pemotongan tersebut, dan pejabat OPEC sejak itu mengemukakan bahwa mereka dapat lebih lama melakukannya.
Â