Strategi Kementerian PU-PR agar Pantura Tak Jadi Proyek Abadi

Jalan pantai utara Jawa atau dikenal Pantura kerap mendapat julukan sebagai proyek abadi.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 09 Jun 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2017, 19:00 WIB
Jalur Pantura
Sejumlah kendaraan berat jenis trailer dan truk besar masih beroperasi melintasi jalur pantura Brebes-Tegal, Jumat (9/9/2016) siang. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Jalan pantai utara Jawa atau dikenal Pantura kerap mendapat julukan sebagai proyek abadi. Bagaimana tidak, jalan yang membentang di sebelah utara Pulau Jawa ini kerap rusak lantaran beban yang berlebihan, sehingga pemerintah terus-menerus perbaikan. Lantas, bagaimana pemerintah mengubah paradigma tersebut?

Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU-PR) Anita Firmanti mengatakan, pemerintah telah telah melakukan pengerasan jalan sehingga jalan tersebut tidak gampang rusak.

"Saya kira setiap Kepala Balai yang menangani Pantura sudah mendapatkan instruksi yang jelas dari Pak Menteri untuk menjaga agar Pantura tidak mendapatkan julukan never end, abadi. Makanya di beberapa ruas kami mengganti lebih kepada yang pengerasan dengan beton, rigid di beberapa. Kami juga menerapkan tambal cepat juga penutupan lubang segera di musim hujan," kata dia di Kementerian PU-PR Jakarta, Jumat (9/6/2017).

Kemudian, lanjut dia, pemerintah mendorong pembangunan tol bahkan tersambung sampai Surabaya sehingga beban di Pantura akan berkurang.

"Saya kira, mudah-mudahan tidak lagi menjadi lebih buruk, apalagi kita akan memiliki tol yang tidak lama lagi sampai Surabaya. Itu juga akan jauh mengurangi beban Pantura," ujar dia.

Hal itu juga diikuti dengan pembangunan semi cepat Surabaya-Jakarta. "Kemudian yang berikutnya kereta double track yang dari Surabaya, semi cepat yang Surabaya-Jakarta dan sebagainya. Ini menurut saya memberikan sumbangan terhadap keberlanjutan kondisi Pantura. Intinya kita sudah berusaha agar Pantura selalu siap, kondisi mantap," jelas Anita.

Di samping itu, dia mengatakan, keterlibatan masyarakat untuk turut mengawasi pemakaian jalan juga ditingkatkan. Salah satunya dengan pemanfaatan aplikasi Jalan Kita. Aplikasi Jalan Kita ialah aplikasi untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat pengguna jalan dalam memberi informasi terkait kondisi jalan dan jembatan.

"Kerjasama dengan (Kementerian Perhubungan) Perhubungan, Kepolisian kita ada MoU, yang memungkinkan kita monitor, Jaki, Jalan Kita aplikasi. Itu dalam rangka bukan hanya supply, tapi dari sisi pengguna harus dididik," ungkap dia.

Ditanya mengenai anggaran untuk perbaikan Pantura, dia tak menjelaskan secara detil. Begitu juga penghematan anggaran dari upaya-upaya yang telah ditempuh.

"Sebenarnya kami tidak bisa direct, katakan di balai BPJN Jabar saja, itu saya kira bukan hanya Pantura. Kami juga punya perhatian selatan sekarang," tutur dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya