Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali mengeluarkan paket kebijakan ekonomi ke-15. Paket kebijakan ekonomi kali ini fokus mengembangkan usaha dan daya saing penyedia jasa logistik nasional.
"Paket ini ditunggu dunia usaha. Harapannya, para pengusaha atau pemain yang selama ini logistik di luar dapat pindah ke Indonesia, apakah itu di Singapura atau di mana," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kantor Presiden RI, Kamis (15/6/2017).
Setidaknya, ada beberapa sasaran yang dituju lebih spesifik dengan dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi ke-15 ini‎. Tujuan pertama, memperkuat kelembagaan Indonesia National Single Window (INSW).
Advertisement
Baca Juga
INSW ini memang sudah dimimpikan oleh pemerintah sejak dulu. Dengan adanya INSW, maka diharapkan bisa mengurangi angka dwelling time sehingga meningkatkan daya saing logistik Indonesia.
Tujuan kedua adalah meningkatkan daya saing perusahaan penyedia jasa logistik. Ketiga, memberikan peluang pasar kepada pengusaha pelayaran, marine insurance dan pemeliharaan kapal nasional.
Tentu saja, tujuan itu harus diimbangi dengan berbagai kebijakan pemerintah yang masih mengusung konsep kemudahan dalam berusaha.
Dengan ada paket kebijakan ekonomi ke-15 ini berlaku efektif, diharapkan bea masuk impor 115 jenis suku cadang kapal laut bisa mencapai 0 persen. Selain itu, peluang pelayaran nasional yang melayani ekspor impor bisa mencapai US$ 600 juta per tahun.
Dengan adanya relaksasi ini, ke depan diharapkan bisa meningkatkan produksi kapal mencapai 700-100 unit kapal dengan total nilai mencapai US$ 700‎ juta. Ada kapal-kapal baru ini, mampu membuka kesempatan kerja bagi 2.000 pelaut.
Hal yang tidak kalah penting dengan adanya paket kebijakan ekonomi jilid 15 ini juga mampu meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam pengembangan sistem logistik daerah (Sislogda) untuk mengendalikan inflasi dan mengurangi kerusakan produk pasca panen hingga 30 persen. (Yas)
Â
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
Â