Aspal Sampah Plastik Akan Diuji Coba pada Jalan Raya di Bekasi

Kementerian PUPR juga akan menghitung besaran dana pembangunan aspal plastik tersebut.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 01 Agu 2017, 09:44 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2017, 09:44 WIB
20170623-Sejumlah Ruas Jalan di Jakarta Lancar-Fanani
Suasana lalu lintas yang lengang di lajur arteri dan Tol Dalam Kota di ruas jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (23/6). Sejumlah ruas jalan di Ibu Kota lancar pagi ini, yang merupakan hari pertama cuti bersama Lebaran 2017. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengevaluasi uji coba aspal dari campuran sampah plastik di Bali pada September 2017. Jika berhasil, aspal plastik ini akan diterapkan pada skala yang lebih besar di Bekasi, Jawa Barat.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi mengatakan, setelah evaluasi maka Kementerian PUPR akan menentukan panjang jalan yang menggunakan campuran sampah plastik tersebut.

"Nanti September ini kita tahu dari review yang di Bali ini. Kita tentukan berapa panjang yang di Bekasi," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Selain panjang jalan, ujarnya, Kementerian PUPR juga akan menghitung besaran dana pembangunan aspal plastik tersebut. Proyek aspal limbah plastik di Bekasi akan diterapkan pada skala penuh di jalan raya.

"September itu closing date bahwa kita menggunakan dananya, untuk memastikan dana yang kita perlukan untuk uji coba skala penuh di pilot project-nya," ungkap Arie.

Skala penuh, ujar Arie, ialah pemanfaatan aspal limbah plastik di lalu lintas yang lebih ramai. Ini berbeda dengan uji coba yang dilakukan di Bali.

"Uji coba di lapangannya dengan skala di ruas jalan yang dilalui secara penuh oleh mobil. Kalau kemarin kan hanya yang enggak terbuka buat traffic terlalu besar, hanya uji coba hamparan saja," ucap dia.

Berdasarkan keterangan tertulis Kementerian PUPR, uji coba sampah plastik untuk campuran aspal berlangsung pada Sabtu (29/7/2017) di sepanjang 700 meter di Universitas Udayana, Bali. Kepala Balitbang Kementerian PU-PR Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal tersebut merupakan salah satu solusi bagi permasalahan sampah plastik.

"Setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, membutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5 hingga 5 ton. Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer," tutur Danis.

Jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 diperkirakan mencapai 9,52  juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton per km jalan, maka limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000 km.

Selain itu, aspal yang dihasilkan juga lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran. Artinya, kata Danis, stabilitas aspal dan ketahanannya lebih baik. "Stabilitasnya meningkat 40 persen. Ini menjadikan kinerja lebih baik lagi," ujar Danis.

Setelah berhasil diuji coba di Universitas Udayana, limbah plastik untuk aspal juga akan dilaksanakan pada jalan nasional di Jakarta, Bekasi, dan Surabaya pada pertengahan Agustus tahun 2017. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI (DKI Jakarta dan Jabar) dan BBPJN VII (Jawa Timur) saat ini tengah bersiap, sehingga proyek dapat segera dimulai.

Tonton video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya