Harga Emas Melemah Tersengat Kekhawatiran Kebijakan The Fed

Sentimen the Federal Reserve dan data tenaga kerja Amerika Serikat pengaruhi harga emas.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Agu 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2017, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas bergerak melemah seiring harapan menguat kalau bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the federal Reserve kembali menaikkan suku bunga.

Harga emas untuk pengiriman Desember turun tipis ke level US$ 1.278,40 per ounce. Sebelumnya harga emas bergerak di kisaran US$ 1.279,40, dan merupakan level tertinggi sejak 8 Juni. Harga emas di pasar spot sudah naik enam persen dalam sebulan.

Sementara itu, harga perak turun 3 sen atau 0,2 persen ke level US$ 16.733 per ounce.

Harga emas juga dipengaruhi rilis data tenaga kerja. Data ADP menunjukkan kalau sektor swasta merekrut 178 ribu tenaga kerja. Ini lebih rendah dari yang diharapkan. Ada pun data tenaga kerja lainnya yang akan keluar yaitu data tenaga kerja di sektor non pertanian pada Jumat pekan ini.

Sementara itu, data pengangguran masih berada di kisaran 4,4 persen dan terendah dalam 16 tahun. Presiden the Federal Reserve untuk Cleveland Loretta Mester menuturkan, the Federal Reserve akan secara bertahap memperketat kebijakan suku bunga. Hal itu tidak dipengaruhi fluktuasi inflasi dan data ekonomi.

"Bagaimana pun juga data penjualan mobil juga pengaruhi ekonomi. Ini juga dapat mendorong the Federal Reserve sulit menaikkan suku bunga," ujar Direktur GoldCare Ltd Mark O'Bryne seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (3/8/2017).

Adapun indeks dolar AS berada di level terendah dalam 15 bulan. Tekanan terhadap dolar AS lantaran dipengaruhi sentimen politik di Washington DC terusama soal reformasi pajak dan belanja infrastruktur. Dolar AS melemah berimbas positif bagi investor yang memegang mata uang lain lantaran harga emas jadi lebih murah.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya