Markas Pindad dan PT DI Bakal ‎Pindah ke Lampung

Pemerintah mendorong perkembangan industri pertahanan guna mewujudkan Indonesia sebagai salah satu negara eksportir produk pertahanan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Agu 2017, 11:33 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2017, 11:33 WIB
Pindad Siapkan Versi Sipil dari 'Humvee' Komodo
Kemampuan yang handal dan desain yang gagah, mobil yang menyerupai kendaraan tempur Humvee milik Amerika Serikat ini begitu diminati.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah mendorong perkembangan industri pertahanan guna mewujudkan Indonesia sebagai salah satu negara eksportir produk-produk pertahanan atau alutsista. Dukungan ini ditunjukkan dengan merelokasi pabrik produsen alat-alat pertahanan, yakni PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (DI), dan PT PAL.

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan, dalam meningkatkan industri pertahanan nasional, kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penting. Selain itu, memindahkan basis perusahaan yang selama ini memproduksi alat-alat pertahanan.

"Membenahi yang sudah tidak feasible lagi, industri seperti PT Pindad di Bandung, kan tempatnya kecil. Jadi perlu direlokasi ke lokasi yang dekat dengan pelabuhan, bandara, dan lainnya," kata Gatot saat menghadiri Peluncuran dan Bedah Buku KKIP di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (23/8/2017).

Hal ini dibenarkan Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu. Ia mengatakan, pemerintah akan merelokasi pabrik PT DI, dan Pindad dari Bandung, Jawa Barat serta PT PAL di Surabaya Jawa Timur. Lampung merupakan lokasi yang dipilih sebagai basis produksi ‎tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.

"PT DI, PAL, Pindad nanti pindah dari situ (Bandung dan Surabaya). Setelah ini saya mau ke Lampung untuk melihat," tutur Ryamizard.

‎Menurutnya, pemerintah sedang mencari tanah atau lahan di Lampung seluas 10 ribu hektare (ha). Pemerintah akan memberikan lahan ribuan ha kepada tiga BUMN tersebut untuk meningkatkan produksi dalam rangka pengembangan industri pertahanan nasional.

"Kalau lahan sudah didapat 10 ribu ha, bah‎kan kalau lebih dari itu lebih bagus. Karena sekarang kan Pindad luasnya cuma 26 ha sampai 40 ha, tapi nanti kita kasih sekitar 3 ribu ha. Lebih besar kan," jelasnya.

Menhan mengaku, rencana relokasi pabrik Pindad, PAL, dan PT DI masih dalam proses. Targetnya segera, dan relokasi ini akan dibiayai dari anggaran negara.

"Ini masih proses, butuh waktu 2-3 tahun, tapi kita harap bisa secepatnya. Untuk anggaran belum tahu, yang pasti dari negara. Karena kalau lima tahun lagi (realisasi pemindahan), tidak akan ada lagi tanahnya, jadi harus cepat," pungkas Ryamizard.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Pindad

Selama ini, beberapa alutsista buatan Indonesia memang disukai oleh negara-negara lain. Dengan begitu, perlu kapasitas atau tempat produksi yang lebih besar dibanding yang ada saat ini. Salah satunya Pindad. Produk Pindad telah diekspor ke beberapa negara, mulai dari ASEAN hingga Timur Tengah.

Secara khusus di Timur Tengah, nama Pindad mulai naik daun. Beberapa negara mulai tertarik dengan produk-produk unggulan Pindad, seperti senjata dan kendaraan tempur.

Direktur Utama Pindad, Abraham Mose mengungkapkan, mulai tenarnya Pindad di Timur Tengah dibuktikan dengan banyaknya perusahaan tengah menjajaki kerja sama dengan Pindad.

"Bahkan ada beberapa negara di Timur Tengah yang mengajak kita untuk buka pabrik perakitan di negaranya. Itu karena mereka melihat produk Pindad ini unggul," kata Abraham saat berbincang dengan Liputan6.com.

Hanya saja, dia masih enggan mengungkapkan negara mana saja yang mengajak Pindad untuk membuka pabrik di Timur Tengah.

Saat ini, beberapa produk yang sudah diekspor ke Timur Tengah mulai dari senjata, amunisi, dan kendaraan tempur. Kendaraan tempur untuk jenis Anoa inilah yang menjadi primadona negara-negara gurun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya