Liputan6.com, Jakarta - Menjelang akhir 2017, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung bergerak melemah di kisaran 13.400-13.500.
Sejumlah sentimen mempengaruhi pergerakan rupiah menjelang akhir tahun, yaitu rencana reformasi pajak Amerika Serikat (AS) direspons positif oleh pelaku pasar. Hal ini mendukung pergerakan dolar AS, sehingga menguat terhadap mata uang lainnya.
Advertisement
Melihat data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah tipis 0,10 persen dari posisi 13.485 per dolar AS pada 3 Januari 2017 menjadi 13.499 pada 2 Oktober 2017.Sedangkan data Bloomberg, pergerakan rupiah bergerak di kisaran 12.937-13.873 per dolar AS sepanjang 2017.
Advertisement
Baca Juga
Lalu, bagaimana prediksi rupiah hingga akhir 2017? VP Sales and Marketing PT Ashmore Asset Management Indonesia Angganata Sebastian mengatakan, prediksi rupiah berada di level 13.300-13.500 hingga akhir 2017.
"Level itu (13.300-13.500) sangat baik karena lebih menarik ketimbang posisi rupiah di level 9.000-10.000 pada 2008-2009," ujar Angganata, seperti ditulis Senin (2/10/2017).
Angganata mengatakan, ada tiga faktor yang menjaga level rupiah hingga akhir 2017, antara lain valuasi. Kemudian, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan juga menjadi katalis positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia tercatat US$ 1,72 miliar pada Agustus 2017.
Sedangkan secara kumulatif Januari-Agustus mencetak surplus US$ 9,11 miliar. Selain itu, cadangan devisa Indonesia juga catatkan level tertinggi pada Mei 2017.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: