Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan yang cukup dalam pada hari ini. Tekanan ini melanjutkan pelemahan yang terjadi pada perdagangan sebelumnya.
Mengutip Bloomberg, Jumat (29/9/2017) rupiah dibuka di angka 13.475 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Namun, rupiah kemudian mengalami tekanan hingga ke level 13.502 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.438 per dolar AS hingga 13.502 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat tipis 0,07 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.492 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.464 per dolar AS.
Baca Juga
Dolar AS memang menguat terhadap sekeranjang mata uang di dunia pada perdagangan Jumat ini dan memasuki jalur kenaikan mingguan terbesar sepanjang tahun, karena investor memberikan respons positif terhadap rencana reformasi perpajakan Presiden AS Donald Trump dan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Namun memang, ada rintangan politik yang bisa menghalangi reformasi perpajakan AS dan bisa membuat dolar AS tertekan.
"Jalan menuju reformasi perpajakan sepertinya tak mulus. Akan banyak perselisihan sehingga membuat dolar AS terombang-ambing," jelas head of trading Asia-Pacific Oanda di Singapura, Stephen Innes.
Sedangkan Lukman Otunuga Research Analyst FXTM menjelaskan, perdagangan sangat suram untuk mata uang pasar berkembang. Sebagian besar mata uang ini mengalami tekanan jual tinggi karena dolar AS menguat.
Ekspektasi kenaikan suku bunga AS di bulan Desember semakin meningkat, dan rupiah, seperti banyak mata uang pasar berkembang lainnya, merasakan dampak dari pergeseran sentimen ini.
Walaupun Rupiah mungkin semakin melemah terhadap Dolar AS di jangka pendek, fundamental makro Indonesia yang semakin stabil seharusnya akan mendukung Rupiah di jangka yang lebih panjang," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: