Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) membangun terminal batu bara (Coal Terminal) berkapasitas 20 juta ton per tahun. Jika sudah beroperasi, fasilitas ini bisa menghemat biaya transportasi pengiriman batu bara ke pembangkit di sekitar wilayah Banten.
Direktur Utama PLN Sofyan Basyir mengatakan, fasilitas ini mempunyai kemampuan untuk mencampur batu bara dengan berbagai spesifikasi, yang masih ada di dalam rentang spesifikasi batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLN di Jawa bagian Barat khususnya Banten.‎
Advertisement
Baca Juga
"Pembangunan Coal Terminal untuk mendukung proyek infrastruktur kelistrikan di Banten‎," kata Sofyan, di Jakarta, Jumat (6/10/2017).
Dengan dibangunnya terminal batu bara ini, diharapkan akan memberikan nilai tambah kepada PLN terkait pengamanan pasokan, kualitas yang sesuai dengan kebutuhan PLTU dan fleksibilitas pasokan serta menampung pasokan dalam negeri.
Keberadaan terminal batu bara tersebut nantinya akan memberikan efisiensi bagi PLN, karena dapat memotong biaya logistik pasokan batu bara hingga 50 persen. Sehingga menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik. ‎‎"Terminal batubara berkapasitas 20 juta ton akan memberikan nilai tambah," ujar dia.
Dalam pembangunan, PLN membentuk perusahaan patungan antara anak perusahaannya, yaitu PT PLN Batubara dengan Gama Coorp, dengan nilai investasi diperkirakan lebih kurang Rp 2 triliun.
Tonton Video Pilihan Ini:
Diminta Efisien
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya memerintahkan kepada PT PLN (Persero) untuk segera melakukan efisiensi. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka akan membebankan masyarakat melaui tagihan listrik.
Jokowi mengarahkan PLN untuk mengkaji ulang semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi listrik, seperti harga energi primer pembangkit khususnya batu bara dan proses transportasi.
"Ini masalah efisiensi, agar semua biaya-biaya itu dicek betul secara detil baik yang harga batu bara, baik yang biaya transportasi angkut batu bara," kata Jokowi, saat meresmikan pembangunan dan pengoperasian PLTU di Serang, Banten, Kamis (5/10/2017).
Menurut Jokowi, jika PLN tak bisa efisien, maka akan sangat berpengaruh kepada harga jual listrik. Tentu saja hal ini akan memberatkan masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengingatkan kepada PT PLN (Persero) untuk mengurangi penggunaan pembangkit yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Pengurangan tersebut untuk meningkatkan efisiensi sehingga harga listrik bisa terjangkau.
Jonan telah memberikan arahan kepada direksi PLN untuk melakukan efisiensi dalam berbagai hal. Beberapa bentuk efisiensi tersebut adalah dengan mengkaji ulang penggunaan energi primer pada pembangkit dan perawatan berkala infrastruktur kelistrikan.
"Saya sudah katakan, PLN harus melakukan efisiensi dalam semua kegiatan," kata Jonan.
Advertisement