Jual BBM Murah, Menko Luhut Kaji SPBU Vivo

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan menyatakan pihaknya mengkaji keberadaan SPBU Vivo.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 03 Nov 2017, 20:51 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2017, 20:51 WIB
SPBU VIVO
Petugas melayani proses pengisian BBM di SPBU Vivo di kawasan Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/10). SPBU tersebut akan menyalurkan BBM bensin Research Octane Number (RON) 89, 90, dan 92 dengan merk Revvo. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan mengkaji keberadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih murah dari Pertamina.

Luhut menuturkan, pemerintah akan mempelajari bagaimana sistem yang dilakukan SPBU Vivo dalam menjual BBM.

"Sekarang lagi kami lihat, saya dengar itu memang harga kami di Pertamina masih 10 persen lebih mahal," kata Luhut seusai memberikan kuliah umum di Universitas Padjadjaran, Jumat (3/11/2017).

"Kami lagi lihat dan kaji," tambah dia.

Seperti diketahui sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah meresmikan SPBU Vivo di Cilangkap, Jakarta. SPBU ini menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin RON 89, RON 90 dan RON 92 bermerek Revvo. Jenis BBM Revvo RON 89 dijual dengan harga Rp 6.100, RON 90 sebesar Rp 7.500 dan RON 92 sebesar Rp 8.250. 

Sebelumnya, PT Vivo Energi Indonesia membatalkan rencananya menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kadar Research Octane Number (Ron) 88. Hal ini karena pemerintah tidak mengizinkan perusahaan tersebut menjual BBM Ron 88.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, dalam Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014‎ tentang penyediaan pendistribusian dan‎ harga jual eceran BBM menyebutkan, Badan Usaha yang menjual BBM dengan RON 88 harus memiliki fasilitas pengelolahan minyak (kilang).

"Karena Perpres 191 Tahun 2014 kan menyebutkan harus punya pengolahan," kata Ego, di Jakarta, Kamis 26 Oktober 2017.

Menurut Ego, ketentuan ini menjadi alasan, perusahaan yang berinduk di Swiss tersebut tidak bisa menjual BBM dengan kadar Ron 88, meski sebelumnya sudah ada rencana menjual BBM jenis tersebut. "88 enggak boleh, iya enggak boleh. 88 kan dia enggak boleh," ujar Ego.

Corporate Communication Vivo Maldi Al-Jufrie mengungkapkan,‎ meski Vivo tidak diperbolehkan menjual BBM dengan kadar RON 88, perusahaan sudah mencari alternatif dengan menjual BBM Ron 89.

"Oleh karena itu, kami alhamdulillah atas persetujuan pemerintah kita membuat produk barulah Revvo 89," ujar Maldi.

Adapun pasokan BBM untuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo berasal dari kilang Vitol Group selaku induk Vivo yang berada di luar negeri. "Saat ini kita dari impor, kilang dari luar company kami di atas,‎" kata Maldi. (Huyogo S)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Jual BBM RON 89, Vivo Beri Harga Lebih Murah dari Premium

Sebelumnya, PT Vivo Energy Indonesia menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) berkadar Research Octane Number (RON) 89‎, dengan harga yang jauh lebih murah dari BBM RON 88 Premium yang dijual PT Pertamina (Persero).

Corporate Communication Vivo Maldi Al-Jufrie mengatakan, awalnya Vivo berencana menjual BBM dengan kadar RON 88. Namun, karena tidak ingin ada polemik, akhirnya spesifikasi BBM jenis Revvo 88 terebut dinaikkan menjadi RON 89.

"Kami sebenarnya enggak pengen terlibat polemik 88 kenapa belum ada penunjukan 88. Oleh karena itu, kami alhamdulillah atas persetujuan pemerintah, kami membuat produk baru Revvo 89," kata Maldi, di Jakarta, Kamis 26 Oktober 2017.

Maldi mengungkapkan, BBM dengan kadar RON 89 tersebut saat ini dibanderol Rp 6.100 per liter.‎ Untuk diketahui, harga tersebut jauh lebih murah ketimbang Premium yang kadar RON-nya jauh lebih rendah.

Di luar wilayah penugasan Jawa, Madura dan Bali (Jamali), pemerintah menetapkan harga BBM RON 88 yaitu Rp 6.450 per liter. "Harga Rp 6.100 per liter‎ untuk 89," ucap Maldi.

Namun, ketika ditanyakan sebab Vivo bisa menetapkan harga lebih murah, dia enggan menjawabnya. Ma‎ldi menuturkan, penetapan harga tersebut sudah mengacu pada prinsip keekonomian, meski menjual Revvo 89 lebih murah dari BBM RON 88, perusahaan yang memiliki induk di Swiss ini tetap mendapat keuntungan.

"Balik lagi kami di sini pengin bisnis, kami bukan panti sosial kasarnya. Rugi insyallah nggak," ujar Maldi.

Maldi menjelaskan, BBM Vivo ‎dipasok dari kilang di luar negeri. Namun untuk penampungannya dan peracikannya, sudah dilakukan pada fasilitas penyimpanan di Tanjung Priok, Jakarta.

"Sekarang di storage (penyimpanan) nantinya bisa kirim langsung. Storage-nya di Priok," ujar Maldi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya