Keamanan Papua Bergejolak, Bagaimana Kegiatan Tambang Freeport?

Sejumlah pelanggaran hukum yang dilakukan KKB ini adalah pemerkosaan, penjarahan, hingga perampokan harta benda warga dua kampung.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Nov 2017, 13:08 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2017, 13:08 WIB
Freeport Indonesia (AFP Photo)
Freeport Indonesia (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Keamanan di wilayah Papua kemba‎li memanas dengan adanya aksi penyanderaan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Lalu bagaimana kegiatan operasi ‎PT Freeport Indonesia yang lokasinya di dekat desa lokasi penyanderaan tersebut?

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot mengatakan, saat ini kegiatan penambangan Freeport Indonesia masih berjalan normal.

"Kegiatan Freeport masih berjalan. Operasi tetap berjalan normal," kata Bambang, saat menghadiri The 5th Indonesia-China Energy Forum (ICEF) V, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Senin (13/11/2017‎).

Menurut Bambang, tidak ada penghentian aktivitas pertambangan, meski saat ini situasi keamanan di wilayah Papua masih belum kondusif. "Tidak ada pengehentian kegiatan, di Papua masih berjalan," tutur Bambang.

Kegiatan operasi pertambangan membutuhkan situasi keamanan yang kondusif, sehingga dapat menciptakan kenyamanan bagi pekerjanya. "Memang untuk menjalankan kegiatan operasi membutuhkan kenyamanan," tutup Bambang‎.

Untuk diketahui,  seratus lebih orang yang tergabung dalam KKB menduduki dua kampung di sekitar areal tambang Freeport Indonesia. Kedua kampung itu adalah Banti dan Kimbeli, yang jaraknya hanya 10 kilometer dari Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.

Para anggota KKB ini bahkan melarang warga keluar dari dua kampung tersebut. Ancaman juga diterima oleh warga, jika memaksa untuk keluar kampung.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Pendulang emas

Kapolda Papua, Irjen Boy Rafli Amar menyebutkan ada sekitar 1.300 warga yang mendiami dua kampung itu. Rata-rata warga kampung berprofesi sebagai pendulang emas tradisional.

"Kami sedang menyebar 200-an personel, untuk memantau pergerakan KKB yang dalam satu minggu belakangan ini terus melakukan pelanggaran hukum kepada masyarakat setempat," kata Boy, Kamis (9/11/2017).

Sejumlah pelanggaran hukum yang dilakukan KKB ini adalah pemerkosaan, penjarahan, hingga perampokan harta benda warga dua kampung. "Banyak juga warga pendatang di dua kampung ini, karena rata-rata mereka adalah pendulang di Kali Kabur," kata Boy.

Boy menambahkan, lokasi penyebaran KKB di areal tambang Freeport hanya berjarak dua kilometer dari areal tambang. Namun, kepolisian setempat dibantu dengan TNI dan satgas gabungan terpadu terus melakukan upaya persuasif hingga kelompok ini tertangkap.

"KKB ini membawa senjata api dan senjata tradisional berupa panah dan alat tajam lainnya," kata Boy.

Sejak 21 Oktober 2017, areal tambang Freeport di sekitar Tembagapura, dikuasai oleh KKB. Tadinya, kelompok ini hanya berjumlah sekitar 15 orang.

Informasi yang beredar di masyarakat Papua, gerombolan bersenjata di Tembagapura bukanlah kelompok bersenjata asli dari Mimika. Ada penambahan pasukan dari Puncak, Lanny Jaya, bahkan kelompok bersenjata dari Manokwari yang bergabung dengan mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya