Askrindo Jamin Risiko Aset Pelabuhan Pelindo I

Askrindo menandatangani perjanjian kerja sama penanggungan risiko aset pelabuhan PT Pelindo I.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 29 Nov 2017, 17:59 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2017, 17:59 WIB
askrindo-130502c.jpg
Askrindo

Liputan6.com, Jakarta PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) meneken perjanjian kerja sama dengan PT Pelindo I (Persero). Kerja sama ini terkait dengan penanggungan risiko atau asuransi aset Pelindo I.

Direktur Utama Askrindo, Asmawi Syam mengatakan, Pelindo I tengah banyak menggarap proyek-proyek besar milik negara sehingga perlu adanya asuransi untuk menanggung aset perusahaan.

"Askrindo akan menutup pertanggungan aset di pelabuhan yang dimilki Pelindo I," kata Asmawi dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Dia menjelaskan, Askrindo tidak hanya memberikan asuransi kredit saja, tapi juga memiliki beberapa produk yang dapat menanggung risiko untuk proyek-proyek pembangunan konstruksi.

"Untuk Pelindo I nantinya kita akan menutup pertanggungan atas proyek pembangunan mereka," ujar mantan Direktur Utama PT BRI Tbk itu.

Sebagai contoh, sambung Asmawi, Pelindo I akan membangun pelabuhan. Maka Askrindo akan menanggung risikonya yang masuk ke dalam salah satu produk Askrindo, yaitu asuransi kontraktor atau contractor alll risks insurance.

Produk tersebut, diakuinya, merupakan asuransi yang menanggung risiko atas kerusakan atau kerugian objek yang dipertanggungkan pada saat pelaksanaan pembangunan atau pemasangan konstruksi dan selama masa pemeliharaan. Kerusakan tersebut seperti kerusakan material serta tanggung jawab terhadap pihak ketiga apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana menjelaskan, kerja sama Pelindo I adalah terkait dengan penanggungan risiko aset-aset Pelindo I.

"Aset aset kita nantinya akan ditanggung risikonya oleh perusahaan asuransi contohnya saat melakukan pengembangan pelabuhan, mulai dari pembangunan konstruksi hingga operasional nantinya akan di asuransi-kan" jelas Bambang.

Dia menambahkan, Pelindo I telah membelanjakan dana sebesar Rp 18 triliun sepanjang 2015-2017 untuk pengerjaan sejumlah proyek. Di antaranya, pembangunan terminal peti kemas Belawan senilai Rp 6 triliun yang akan dikerjakan dalam dua tahap. Perseroan juga akan mengembangkan terminal multipurpose di Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara dengan nilai investasi Rp 4 triliun.

Tonton Video Pilihan Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perkuat Sayap Bisnis, Pelindo I Gandeng 14 BUMN

PT Pelindo I (Persero) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam rangka meningkatkan bisnisnya. Tujuan lainnya untuk mendorong kinerja perusahaan pelat merah yang masih di bawah target.

Penandatanganan ini dilakukan langsung oleh Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana dengan direksi 14 BUMN, serta disaksikan oleh Deputi Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan, Ahmad Bambang di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (29/11/2017).

"Kerja sama ini kita harapkan bisa meningkatkan nilai tambah bagi Pelindo I dan BUMN lainnya dalam rangka pengembangan usaha masing-masing," kata Bambang Eka.

Sebanyak 14 BUMN yang bekerja sama tersebut adalah PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam (Persero), PT Pelindo II (Persero), PT Djakarta Lloyd (Persero), PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero), dan PT Taspen (Persero).

Selain itu ada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), serta satu perusahaan swasta yaitu PT Bank Central Asia Tbk.

Tidak hanya itu untuk kerja sama publikasi, Pelindo I juga menggandeng PT Balai Pustaka (Persero), Perum LKBN Antara, Perum Produksi Film Negara, sedangkan kerja sama pengelolaan rumah sakit juga digandeng PT Pertamina Bina Medika.

Bambang mencontohkan, kerja sama dengan Pelindo II dalam rangka pengembangan pemasaran pelayanan jasa pandu di Selat Malaka. Sedangkan dengan PT PP adalah pengembangan pelabuhan Kuala Enok, Pelabuhan Batu Ampar, Batam, dan terminal petikemas Pelintung.

"Ini juga bentuk tindak lanjut dari hasil Rakor BUMN di Bengkulu, di mana kita harus bantu BUMN yang perform-nya masih di bawah untuk bisa kembali bangkit," tegasnya.

Sementara itu, Ahmad Bambang menambahkan, Kementerian BUMN sedang fokus mengurangi jumlah BUMN yang merugi di tahun ini. Dengan saling bersinergi tersebut, diharapkan dapat membantu tujuan itu.

"Jadi memang kita sedang terapkan model bapak asuh dan anak asuh agar jumlah BUMN rugi itu berkurang. Tahun ini kita targetkan yang masih merugi itu di bawah 10, kalau tahun kemarin itu ada 25 BUMN," tutup Ahmad Bambang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya