Bandara Lombok Ditutup Kembali hingga Pukul 00.00 Wita

Penutupan Bandara Lombok mengacu pada terbitnya Notamn Nomor B9033/17 oleh AirNav Indonesia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 30 Nov 2017, 10:54 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2017, 10:54 WIB
Bandara Lombok
Bandara Internasional Lombok, NTB. (www.lombok-airport.com)

Liputan6.com, Jakarta Bandara Lombok Praya kembali ditutup pada Kamis (30/11/2017) ini, sebagai dampak dari abu vulkanik Gunung Agung di Bali. Penutupan bandara berlaku hingga Pukul 24.00 Wita.

Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto, mengatakan, penutupan ini mengacu pada terbitnya Notamn Nomor B9033/17.

Dia menuturkan, berdasarkan, update laporan hasil rapat dengan jajaran Otban Kantor wilayah IV Bali bersama stakeholders di Lombok. Abu vulkanik Gunung Agung mengacu data VAAC, plotting ASHTAM 30 November 2017 pukul 08.00 WIB yang menunjukkan sebaran abu vulkanik Gunung Agung mengarah ke arah selatan dan Tenggara, kecepatan 10 knots dengan ketinggian dari permukaan sampai dengan FL210.

"Terkait hal tersebut, Bandara Internasional Lombok Praya dinyatakan closed sebagaimana NITAM B9033/17 NOTAMN (Closed Aerodrome) mulai pkl. 10.37 Wita sampai 24.00 Wita," jelas dia dalam keterangannya, Kamis (30/11/2017).

Diketahui, seiring penutupan Bandara Lombok selama beberapa kali, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan terjadi lonjakan penumpang angkutan penyeberangan dari Padang Bai, Bali, menuju Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat, sejak Minggu, 26 November 2017. Hal ini usai Gunung Agung, Karangasem, Bali, meletus.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Faik Fahmi mengatakan, berdasarkan data Posko Padangbai, sejak Minggu sore, terjadi peningkatan penumpang pejalan kaki yang menyeberang menuju Lembar dari rata-rata harian sebanyak 175 orang menjadi 509 orang atau naik 191 persen.

"Disusul sepeda motor dari rata-rata harian 400 unit menjadi 537 unit atau terjadi peningkatan 34 persen," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Faik menyatakan, dengan melihat lonjakan penumpang tersebut, ‎ASDP akan mengoptimalkan layanan angkutan penyeberangan di dua lintasan Ketapang-Gilimanuk dan Padangbai-Lembar. ‎‎Pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi layanan penyeberangan khususnya di lintasan yang menghubungkan pulau Jawa-Bali dan Lombok usai erupsi Gunung tersebut.

Pasalnya, kata Faik, akibat erupsi tersebut dilakukan buka tutup layanan Bandar Udara Ngurah Rai di Bali dan Bandara Lombok Praya di Nusa Tenggara Barat yang berdampak terganggunya layanan penerbangan bagi masyarakat dan wisatawan yang keluar masuk Bali.

"Dengan situasi tersebut, PT ASDP siap untuk menampung perpindahan para penumpang yang tidak bisa mengakses layanan penerbangan dengan menggunakan kapal feri. Sampai saat ini, pelabuhan ASDP baik di Ketapang-Gilimanuk dan Padangbai-Lembar tetap beroperasi normal," jelas dia.‎

Selain itu, dengan melihat kondisi di lapangan, kata dia, apabila terjadi lonjakan pengguna jasa penyeberangan maka akan diberlakukan skenario pola operasi sangat padat. Kesiapan terminal dan fasilitas umum bagi pengguna jasa juga menjadi perhatian utama ASDP.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gunung Agung Meletus, Ekonomi Bali Bisa Rugi Rp 243 Miliar Sehari

Erupsi Gunung Agung yang telah berlangsung selama beberapa hari belakangan memberikan dampak ke berbagai bidang termasuk ekonomi. Penutupan Bandara Ngurah Rai yang dilakukan menyusul adanya erupsi pun memberikan efek cukup besar pada ekonomi lokal.

Analis dari Concord Consulting Keith Loveard mengatakan, besar kerugian yang ditanggung perekonomian Bali bisa mencapai US$ 18 juta atau Rp 243 miliar sehari. Hal ini disebabkan banyaknya turis yang membatalkan liburannya di musim dingin atau saat momen natal dan tahun baru tiba.

"Ada sinyal sangat besar bahwa turis akan berpikir untuk pergi ke tempat yang lain," tutur Loveard seperti dikutip dari CNNMoney, Rabu (29/11/2017).

Adanya bencana alam ini dikhawatirkan bisa menyulitkan pencapaian pemerintah menarik 20 juta turis hingga 2019. Sementara itu, Bali memberikan sumbangsih 40 persen dari kedatangan turis ke Indonesia. Presiden Joko Widodo juga ingin pariwisata Indonesia menyumbang 8 persen PDB negara. Angka ini naik dari tahun lalu yang hanya sebesar 4 persen.

"Adanya kejadian Gunung Agung ini bisa menyulitkan tercapainya niat tersebut," ucap Loveard.

Meski begitu, erupsi Gunung Agung ini diprediksi tidak akan memberikan implikasi besar pada perekonomian Indonesia. Lembaga konsultan Nomura mengungkap, Bali hanya menyumbang 1,5 persen dari total PDB Indonesia.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya