Liputan6.com, Jakarta - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan terjadi lonjakan penumpang angkutan penyeberangan dari Padang Bai, Bali menuju Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat sejak Minggu 26 November 2017. Hal ini pasca terjadinya erupsi Gunung Agung, Karangasem, Bali.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Faik Fahmi mengatakan, berdasarkan data Posko Padangbai, sejak Minggu sore, terjadi peningkatan penumpang pejalan kaki yang menyeberang menuju Lembar dari rata-rata harian sebanyak 175 orang menjadi 509 orang atau naik 191 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Disusul sepeda motor dari rata-rata harian 400 unit menjadi 537 unit atau terjadi peningkatan 34 persen," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (29/11/2017).
Faik menyatakan, dengan melihat lonjakan penumpang tersebut, ‎ASDP akan mengoptimalkan layanan angkutan penyeberangan di dua lintasan Ketapang-Gilimanuk dan Padangbai-Lembar‎‎Pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi layanan penyeberangan khususnya di lintasan yang menghubungkan pulau Jawa-Bali dan Lombok pasca erupsi Gunung tersebut.
Pasalnya, lanjut Faik, akibat erupsi tersebut dilakukan buka tutup layanan Bandar Udara Ngurah Rai di Bali dan Bandara Lombok Praya di Nusa Tenggara Barat yang berdampak terganggunya layanan penerbangan bagi masyarakat dan wisatawan yang keluar masuk Bali.
"Dengan situasi tersebut, PT ASDP siap untuk menampung perpindahan para penumpang yang tidak bisa mengakses layanan penerbangan dengan menggunakan kapal ferry. Sampai saat ini, pelabuhan ASDP baik di Ketapang-Gilimanuk dan Padangbai-Lembar tetap beroperasi normal," jelas dia.‎
Selain itu, dengan melihat kondisi di lapangan, kata dia, apabila terjadi lonjakan pengguna jasa penyeberangan maka akan diberlakukan skenario pola operasi sangat padat. Kesiapan terminal dan fasilitas umum bagi pengguna jasa juga menjadi perhatian utama ASDP.
Sejumlah strategi juga telah disiapkan, mulai dengan optimalisasi alat produksi dan pengoperasian kapal berukuran besar, percepatan port time, penambahan trip, penambahan loket, penyediaan kantong parkir di luar pelabuhan, dan prioritas layanan di pelabuhan yang mengalami lonjakan trafik.
"Jika terjadi lonjakan penumpang signifikan di lintasan Ketapang-Gilimanuk, kami akan alihoperasikan kapal berukuran besar dari lintasan lain. Kami juga akan tambah kapal di lintasan long distance ferry Surabaya-Lombok dengan mengoperasikan KMP Jatra III," kata dia.‎
Selanjutnya
Sementara itu, GM PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Lembar, Yanus Lentanga mengatakan, dari total 36 unit kapal yang berada di lintasan Padangbai-Lembar, terdapat 15 unit kapal yang siap beroperasi reguler setiap harinya.
"ASDP sendiri akan mengoptimalkan 4 unit kapal yang beroperasi di lintasan ini. Kami juga mempercepat port time dari biasanya sekitar 1,5-2 jam menjadi 1 jam saja," tutur Yanus.
Menurut dia, meski terjadi lonjakan jumlah penumpang pejalan kaki dan roda dua, sampai saat ini belum dilakukan penambahan loket tiket baik di Padangbai, Bali maupun yang di Lembar, Lombok.
"Namun, jika terjadi lonjakan yang signifikan, kami akan tambah loket penumpang dan kendaraan dari jumlah eksisting saat ini. Dan sebagai bentuk komitmen pelayanan terhadap pengguna jasa, kami juga telah membagikan 500 masker gratis kepada pengguna jasa yang akan menyeberang ke Bali," tutur Yanus.
Dari total 52 unit kapal eksisting di lintasan Ketapang-Gilimanuk, beroperasi reguler 32 unit kapal yang siap melayani pengguna jasa. Pelabuhan Gilimanuk juga siap melayani trafik bus yang mengangkut calon penumpang pesawat dari Denpasar yang akan dialihkan penerbangannya ke Bandara Banyuwangi ataupun Juanda, Surabaya.
Advertisement