Liputan6.com, New York - Harga minyak kembali naik usai sehari sebelumnya lebih rendah akibat aksi jual. Benchmark minyak AS dan global menguat lebih dari 1 persen.
Melansir laman Financial Times, Jumat (8/12/2017), harga minyak Brent, patokan global, naik 1,5 persen menjadi US$ 62,13. Sehari sebelumnya, harga minyak turun 2,56 persen menjadi U$ 61,22 per barel.
Advertisement
Baca Juga
Ini menandai pertama kalinya, harga minyak berada di bawah US$ 62 sejak 16 November dan penutupan terendah sejak 2 November, menurut data Thomson Reuters.
Sementara harga minyak West Texas Intermediate, patokan AS, menguat 1,25 persen menjadi US$ 56,67 per barel. Ini terjadi setelah harga jatuh 2,8 persen pada Rabu menjadi US$ 55,96, harga terendah sejak 16 November.
Turunnya harga minyak pada Rabu terjadi setelah data menunjukkan kenaikan tajam persediaan bensin dan minyak sulingan AS, yang dibuat dari minyak mentah.
Harga minyak telah bergejolak selama beberapa minggu terakhir karena produsen yang tergabung dalam OPEC, berkumpul untuk membuat kesepakatan mengenai pengurangan produksi sambil mengamati produksi serpih yang bertambah di AS.
Investor juga melihat ancaman mogok dari salah satu perusahaan minyak utama di Nigeria, yang merupakan eksportir minyak utama Afrika, menurut Reuters.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: