Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) wilayah Kalimantan Timur dan Utara mengoperasikan enam unit mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Sei Bilal, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Pembangkit tersebut masing-masing berkapasitas 1.000 kilo Watt (kW).
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon Masri mengatakan, sistem kelistrikan Nunukan saat ini memiliki daya mampu berkisar 11 Mega Watt (MW) dengan beban puncak 10,5 MW. Atas beroperasinya tambahan pembangkit ini, Sistem Nunukan bertambah kapasitas 6 X 1000 kW, atau setara dengan 6 MW.
"Dengan bertambahnya mesin ini daya sistem Nunukan menjadi 17 MW. Sehingga layanan listrik PLN sangat terbuka bagi pelanggan baru baik industri, bisnis, maupun rumah tangga," kata Machnizon, di Jakarta, Senin (11/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Enam unit mesin diesel ini merupakan upaya PLN dalam memperkuat pasokan listrik di Nunukan, yang merupakan salah satu wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
"Sesuai dengan komitmen PLN Wilayah Kaltimra untuk mewujudkan kalimantan benderang," ujarnya.
Machnizon melanjutkan, setelah mengoperasikan enam unit pembangkit, pada 2018 nanti akan ada tambahan 2 MW untuk Pulau Sebatik, kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nunukan berkapasitas 10 MW yang dijadwalkan selesai 1,5 sampai 2 tahun ke depan.
"Langkah demi langkah akan ditempuh guna meningkatkan rasio eletrifikasi di Kaltara yang saat ini pada kisaran 78,81persen," tuturnya.
Pada 2020 nanti diharapkan sudah terintegrasi dengan sistem Kalimantan Utara hingga sistem di Kalimantan Timur. Untuk mendukung hal tersebut, Machnizon berharap peran aktif Pemerintah Nunukan beserta lapisan masyarakat.
"Mohon dukungan kepada Bupati, juga pemerintah Kabupaten Nunukan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar merelakan ranting pohon yang dekat dengan jaringan listrik untuk ditebang agar tidak menganggu distribusi listrik," tutup dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLN Bangun 3 Pembangkit di Jawa Bagian Barat
Sebelumnya, PT PLN ( Persero) membangun tiga pembangkit di wilayah Jawa bagian barat, berkapasitas 1.615 Mega Watt (MW) dengan nilai investasi Rp 16,4 triliun. Pembangkit tersebut merupakan bagian dari program kelistrikan 35 ribu MW.
General Manajer Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat, Robert A. Purba mengatakan, dalam program kelistrikan 35 ribu MW, PLN mendapat tugas membangun pembangkit dengan kapasitas 10 ribu MW di berbagai wilayah.
Di wilayah Jawa bagian barat, total kapasitas pembangkit yang dibangun dalam program 35 ribu MW sekitar 9 ribu MW. Namun yang khusus dibangun oleh PLN hanya tiga pembangkit yang dibangun PLN dengan total kapasitas 1.615 MW.
"Total sebenarnya ada kira-kira 9 ribuan MW untuk Jawa bagian barat. Tapi yang dilaksanakan PLN, atau EPC melalui PLN itu hanya tiga," kata Robert, di Jakarta, Senin 4 Desember 2017.
Pembangkit tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Priok atau Jawa 2 dengan kapasitas 800 MW, PLTGU Muara Karang 500 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Banten 315 MW.
"Yang PLN kerjakan itu ada 1.615 MW dari tiga proyek," ujar dia.
Robert mengungkapkan, PLTGU Tanjung Priok membutuhkan invetasi Rp 6,2 triliun, PLTU Lontar Rp 6,8 triliun dan PLTGU Muara Karang Rp 3,4 triliun, jadi total investasi tiga pembangkit tersebut Rp 16,4 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal PLN dan pinjaman dari membaga keuangan internasioan.
Saat ini kemajuan pembangunan PLTU Lontar Banten sudah mencapai 29 persen, diperkirakan pembangunan rampung pada September 2019.
Untuk PLTGU Muara Karang, saat ini sedang dalam proses penyiapan lahan, desain dan produksi material untuk konstruksi pembangkit, pembangunan akan dimulai Januari 2018 selesai September 2019. Sedangkan PLTGU Jawa 2, ditargetkan selesai bertahap dan beroperasi mulai Mei 2017.
"Kalau nanti kita mulai start pengerjaannya dari Januari 2018, maka 18 bulan akan selesai. Itu kira-kira di medio Agustus-September 2019. Itu sudah financial close. Sekarang lagi penyiapan lahan. Karena ada transmisi yang harus kami pindahkan di tengah-tengah lokasi PLTGU Muara Karang," tutup Robert.
Advertisement