Liputan6.com, Jakarta - PLN siap mengoperasikan mesin pembangkit baru 1.000 kilo Watt di Pulau Sugi Bawah, Kepulauan Riau.
Dengan tambahan pasokan pembangkit listrik bermesin diesel 2 x 500 kW ini maka cadangan daya di Pulau Sugi Bawah meningkat menjadi 90 persen, sehingga PLN siap dukung perekonomian demi peningkatan taraf hidup warga yang mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan.
General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau M Irwansyah Putra mengingkapkan saat ini pasokan listrik untuk Pulau Sugi Bawah sebenarnya sudah cukup untuk melayani 2.169 pelanggan.
Advertisement
"Namun tambahan mesin pembangkit baru ini tentunya akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi khususnya di putau-pulau terdepan dan terluar dan ini merupakan komitmen PLN dalam mewujudkan Indonesia terang 2019," kata Irwansyah, seperti ditulis Minggu (10/12/2017).
Baca Juga
Sebanyak dua unit mesin diesel dengan total kapasitas 1.000 KW yang tiba di Pulau Sugi Bawah pada 18 September 2017 dengan investasi sebesar Rp 6,6 miliar lengkap dengan seluruh sarana pendukungnya.
Irwansyah menambahkan, mesin pembangkit tersebut saat ini telah melalui serangkaian pengujian seperti commisioning test hingga pengujian pembebanan serta diakhiri dengan uji ketahanan. Akhirnya pada 2 Desember 2017 mendapatkan sertifikat layak operasi selanjutnya dinyatakan Commersial of Date (COD).
"Penambahan mesin baru berkekuatan 1.000 kW tentunya akan meningkatkan daya mampu menjadi 1.900 kilo Watt," tambah dia.
Selain itu, Irwansyah menyampaikan apresiasi kepada seluruh warga dan pemerintah daerah atas dukungan dalam pemakaian meter kWh prabayar karena pada saat ini di Pulau Sugi Bawah pelanggan PLN telah 100 persen menggunakan listrik Prabayar.
Keuntungan dari listrik prabayar bagi pelanggan tentunya pelanggan akan bisa mengatur pemakaian listrik sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhanya. Sementara bagi pemerintah daerah bisa meningkatkan pendapatkan daerah dari Pajak Penerangan Jalan karena tidak ada pelanggan yang mengalami tunggakan pembayaran rekening listrik.
"Semoga kerja sama antara pemerintah daerah dengan PLN dapat terus ditingkatkan demi mewujudkan 100 persen prabayar di setiap pulau berlistrik," ungkap Irwansyah. (Yas)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
PLN Bangun 3 Pembangkit di Jawa Bagian Barat
Sebelumnya PT PLN ( Persero)‎ membangun tiga pembangkit di wilayah Jawa bagian barat, berkapasitas 1.615 Mega Watt (MW) dengan nilai investasi Rp 16,4 triliun. Pembangkit tersebut merupakan bagian dari program kelistrikan 35 ribu MW.
General Manajer Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat, Robert A. Purba mengatakan, dalam program kelistrikan 35 ribu MW, PLN mendapat tugas membangun pembangkit dengan kapasitas 10 ribu MW di berbagai wilayah.
Di wilayah Jawa bagian barat, total kapasitas pembangkit yang dibangun dalam program 35 ribu MW sekitar 9 ribu MW. Namun yang khusus dibangun oleh PLN hanya tiga pembangkit yang dibangun ‎PLN dengan total kapasitas 1.615 MW.
"Total sebenarnya ada kira-kira 9 ribuan MW untuk Jawa bagian barat. Tapi yang dilaksanakan PLN, atau EPC melalui PLN itu hanya tiga," kata Robert, di Jakarta, Senin 4 Desember 2017.
Pembangkit tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Priok atau Jawa 2 dengan kapasitas 800 MW, PLTGU Muara Karang 500 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Banten 315 MW.
"Yang PLN kerjakan itu ada 1.615 MW dari tiga proyek," ujar dia.
Robert mengungkapkan, PLTGU Tanjung Priok membutuhkan invetasi Rp 6,2 triliun, PLTU Lontar Rp 6,8 triliun dan PLTGU Muara Karang Rp 3,4 triliun, jadi total investasi tiga pembangkit tersebut Rp 16,4 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal PLN dan ‎pinjaman dari membaga keuangan internasioan.
Saat ini kemajuan pembangunan PLTU Lontar Banten sudah mencapai 29 persen, diperkirakan pembangunan rampung pada September 2019.
Untuk PLTGU Muara Karang, saat ini sedang dalam pros‎es penyiapan lahan, desain dan produksi material untuk konstruksi pembangkit, pembangunan akan dimulai Januari 2018 selesai September 2019. Sedangkan PLTGU Jawa 2, ditargetkan selesai bertahap dan beroperasi mulai Mei 2017.
"Kalau nanti kita mulai start pengerjaannya dari Januari 2018, maka 18 bulan akan selesai. Itu kira-kira di medio Agustus-September 2019. Itu sudah financial close. Sekarang lagi penyiapan lahan. Karena ada transmisi yang harus kami pindahkan di tengah-tengah lokasi PLTGU Muara Karang," tutup Robert.
Advertisement