Jurus RI Tangkis Kebijakan Kontroversial Donald Trump

Pemerintah telah melakukan antisipasi terkait dengan kebijakan-kebijakan Donald Trump yang terkenal kontroversial.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Des 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2017, 14:30 WIB
[Bintang] Donald Trump
Presiden AS Donald Trump

Liputan6.com, Bogor - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, pemerintah telah melakukan antisipasi terkait dengan kebijakan-kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang terkenal kontroversial. Dengan antisipasi ini diharapkan kebijakan yang dibuat oleh Trump tidak terlalu berpengaruh terhadap Indonesia.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Adriyanto mengatakan, secara garis besar, kebijakan ekonomi dan politik yang terjadi di AS memang mau tidak mau akan memberikan dampak pada Indonesia dan ASEAN.

"Pasti sangat berpengaruh (terhadap Indonesia). Di ASEAN juga AS punya peran penting," ujar dia dalam Pelatihan Wartawan di Jeep Station Indonesia, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/12/2017).‎

Menurut dia, hal ini khususnya lantaran Indonesia dan ASEAN memiliki hubungan dagang yang kuat dengan AS, di mana Negeri Paman Sam merupakan negara tujuan utama dari ekspor Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai langkah antisipasi, pemerintah telah melakukan upaya diversifikasi negara tujuan ekspor.

"Tapi kita dri sisi ekspor tentu pemerintah sudah coba diversifikasi ekspor ke Afrika, jadi tidak hanya ke negara-negara tradisional.

Jadi pemerintah sudah antisipasi untuk ekspor, kita coba ekspor ke negara lain yang belum kita masuki," kata dia.

Selain itu, pemerintah terus melakukan perbaikan dari sisi regulasi investasi. Dengan demikian, lebih banyak investor dari negara lain yang menanamkan modalnya di Indonesia."Kemudian dari sisi regulasi ada penyederhanaan dan penguatan kebijakan investasi di dalam negeri," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Yerusalem Ibu Kota Israel

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump melontarkan pernyataan panas yang menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi ekonomi maupun politik dunia karena pemimpin dunia, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam keputusan Trump.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Yunita Rusanti berharap pernyataan Trump terkait Yerussalem tak berdampak pada hubungan dagang antara Indonesia dan AS maupun Israel.

"Kita belum tahu ya, tergantung pembicaraan ke depan. Tapi harapannya tidaklah (mengganggu hubungan dagang dengan AS dan Israel)," kata dia saat acara Workshop Peningkatan Wawasan Statistik Kepada Media di Bogor, Minggu (10/12/2017).

Menurutnya, pemerintah Indonesia sedang mendorong ekspor ke AS dan Israel karena potensinya yang besar. Dengan demikian, Yunita berharap tidak berlanjut pada hubungan yang semakin memanas, seperti saling boikot.

"Janganlah sampai mempengaruhi perdagangan internasional karena potensi ekspor sangat besar ke AS dan Israel. Kita kan juga masih impor kedelai, jagung dari AS, khawatirnya tidak ada substitusinya," terangnya.

"Jadi jangan sampai menutup diri gara-gara ada konflik di luar. Tidak perlu boikot-boikotan, karena itu akan mengurangi ekspor kita," lanjut  Yunita.

Dari data BPS, Indonesia mengecap surplus neraca dagang dengan AS sebesar US$ 6,32 miliar sepanjang Januari-Agustus 2017. Realisasi ini berada di posisi kedua setelah India US$ 6,68 milar dan di atas Belanda senilai US$ 2,11 miliar.

Sementara total nilai impor Israel dari Indonesia mencapai US$ 102,94 juta sejak Januari-Oktober 2017. Khusus di Oktober nilainya US$ 2,12 juta. Sedangkan ekspor Israel ke negara ini senilai US$ 100,66 juta pada periode yang sama tahun ini. Sehingga Indonesia meraih surplus dagang senilai US$ 2,28 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya