Jokowi: Saya Terkejut, Jengkel, Dongkol soal Pengakuan Yerusalem

Jokowi mengaku telah berkomunikasi dengan Kepala Negara anggota OKI terkait klaim sepihak AS terhadap Yerusalem.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 08 Des 2017, 22:27 WIB
Diterbitkan 08 Des 2017, 22:27 WIB
20160307-Akrabnya Jokowi dan Presiden Palestina Ngobrol Santai di KTT OKI-Jakarta
Presiden RI, Jokowi (kanan) berbincang dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas sesaat sebelum acara foto bersama dengan peserta KTT Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Jakarta Convention Center, Senin (7/3). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Bogor - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku sangat terkejut atas sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Bahkan, dia juga mengaku sangat jengel dan dongkol atas sikap Donald Trump tersebut.

"Dua hari yang lalu saya terkejut dan sampai sekarang ini masih dongkol dan jengkel. Kita ini kan sedang berbicara dalam forum-forum internasional mengantisipasi sikap Korea Utara. Eh ternyata dikejutkan oleh sikap yang satunya lagi, pemerintah Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Ini sungguh sangat mengejutkan, menjengkelkan, mendongkol," kata Jokowi di Istana Bogor Jawa Barat, Sabtu (8/12/2017).

"Inilah perubahan-perubahan dunia yang kadang menjengkelkan, kadang menyakitkan, tapi itulah fakta yang kita hadapi," sambung dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku telah berkomunikasi melalui sambungan telepon dengan Kepala Negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Dia meminta agar Kepala Negara anggota OKI tersebut dapat hadir dalam sidang majelis, pada tanggal 13 Desember di Istanbul Turki, untuk membahas sikap Donald Trump tersebut.

"Tadi malam terakhir saya telepon Emir Qatar Sheikh Tamim. Apakah nanti semuanya bisa hadir di sidang Majelis Oki di Istanbul di Turki. Alhamdulillah kelihatannya semua akan hadir. Tadi siang ini saya telepon ke Presiden Palestina Mahmud Abbas, tapi intinya enggak tahu beliau ada di mana, sambungannya kurang. Jadi kami undur mungkin nanti malam baru akan saya coba lagi," tutur Jokowi.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan tersebut "bertentangan" dengan kebijakan luar negeri AS yang telah berjalan selama tujuh dekade.

 

Guncang Stabilitas Keamanan

Pengumuman Trump sekaligus menandai langkah awal pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Hari ini, akhirnya kita mengakui hal yang jelas: bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Ini tidak lebih dari sekadar pengakuan akan realitas. Ini juga hal yang tepat untuk dilakukan. Ini hal yang harus dilakukan," ujar Trump saat berpidato di Diplomatic Reception Room, Gedung Putih, seperti dikutip dari nytimes.com, Kamis 8 Desember 2017.

"Saya sendiri juga kan hadir disana untuk meneguhkan kita semuanya Betapa kita, dukungan kita, rakyat kita, kepada Palestina itu tidak berubah," imbuh Trump.

Jokowi mengaku khawatir pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel ini dapat mengguncang stabilitas kemanan dan stabilitas perdamaian di dunia. Menurut dia, hal tersebut juga yang kini dikhawatirkan semua Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya