SoftBank Beli 15 Persen Saham Uber Rp 648 Triliun

Uber sepakat untuk melepaskan 15 persen sahamnya ke Perusahaan telekomunikasi dan media Jepang Softbank.

oleh Vina A Muliana diperbarui 30 Des 2017, 08:35 WIB
Diterbitkan 30 Des 2017, 08:35 WIB
Kantor Taksi Uber di Amsterdam Digerebek Jaksa
Agen dari Inspektorat Lingkungan dan Transportasi negara menyita catatan administrasi dari perusahaan Uber.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan jaringan transportasi Uber sepakat untuk melepaskan 15 persen sahamnya ke perusahaan telekomunikasi dan media Jepang Softbank. Sebagai gantinya, Uber akan mendapat kucuran investasi dari perusahaan raksasa Jepang tersebut sebanyak lebih dari US$ 7 miliar atau setara Rp 94,5 triliun (kurs US$1=Rp 13.500).

Saham yang dibeli Softbank tersebut berasal dari pemegang saham dan investor terdahulu Uber. Pada Kamis lalu, Softbank menyelesaikan penawaran tendernya untuk membeli saham Uber dengan kesepakatan senilai US$ 48 miliar atau setara Rp 648 triliun.

Tak hanya itu, seperti dilaporkan CNNMoney, Sabtu (30/12/2017), SoftBank juga menyuntik modal dalam bentuk dana segar US$ 1,25 miliar untuk Uber. Pembelian ini akan memicu perubahan pada perusahaan aplikasi transportasi online itu yang saat ini tengah sibuk menghadapi tuduhan kejahatan, gugatan hukum dan keluhan terhadap kultur kerja.

Kedua perusahaan mengkonfirmasi kabar akuisisi tersebut. Penyelesaian transaksi akan selesai pada Januari 2018.

"Kami harap dapat bekerja sama dengan pembeli untuk bisa menyelesaikan transaksi ini. Pembelian ini nantinya diharap bisa mendukung investasi teknologi kami, mendorong pertumbuhan kami, dan memperkuat tata kelola perusahaan kami," kata Uber dalam pernyataan resminya.

CEO Uber Dara Khosrowshahi, yang Agustus lalu menggantikan Travis Kalanick, telah berperan besar dalam negosiasi kesepakatan itu. Uber merugi sekitar US$ 1 miliar per triwulan sehingga dana segara menjadi sangat dibutuhkan. Uber berancana "go public" pada 2019.

SoftBank pertama kali menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Uber saat musim panas tahun ini. Namun saat itu niat perusahaan Jepang tersebut belum bisa terwujud karena Uber masih mencari pengganti Kalanick.

Sebelum Uber, SoftBank sebelumnya juga telah menyuntik investasi miliaran dolar ke beberapa perusahaan transportasi lain di luar Amerika Serikat. Beberapa perusahaan tersebut yakni Didi di China, Grab di Asia Tenggara dan 99 di Brasil.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya