Liputan6.com, Madiun - PT INKA meraih kontrak pengadaan prasarana Light Rail Transit (LRT)Jabodebek senilai Rp 3,9 triliun. Kontrak tersebut untuk pembuatan 31 rangkaian kereta (train set) LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, awalnya nilai kontrak untuk pengadaan LRT ini senilai Rp 4,1 triliun. Namun dirinya meminta agar nilai pengadaan tersebut lebih ditekan sehingga muncul angka Rp 3,9 triliun.
Advertisement
Baca Juga
"Kita menghitung supaya ini efisiensi. Saya langsung minta BPKP mengawal sejak awal supaya pengeluarannya terpantau," ujar dia di Madiun, Jawa Timur, Kamis (18/1/2018).
Sementara itu, Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro mengatakan,‎ pembangunan LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis pemerintah dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan transportasi kepada masyarakat.
Sebab itu, pihaknya meminta dukungan bukan hanya dari pemerintah tetapi juga dari BUMN lain. "Ada sinergi BUMN untuk support INKA, ada dari Inalum, ‎Krakatau Steel," kata dia.
PT INKA (Persero) merupakan satu-satunya industri manufaktur sarana perkeretaapian yang ada di Indonesia dan Asia Tenggara. Proyek LRT Jabodebek merupakan kali kedua.
Sebelumnya PT INKA (Persero) juga dipercaya untuk menjadi penyedia sarana LRT di Palembang, Sumatera Selatan sebagai moda transportasi pendukung Asian Games 2018.
Tonton Video Pilihan Ini:
Dikerjakan Selama 5 Bulan
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengadakan rapat koordinasi untuk membahas proyek Light Rail Transit (LRT) jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek). Dalam rakor kali ini membahas mengenai pengadaan rolling stok atau gerbong LRT.
Dari hasil rapat telah ditetapkan pengerjaan gerbong LRT akan dilakukan PT INKA (Persero). Selain itu, pengerjaan total gerbong ini akan dilakukan selama kurang lebih 15 bulan.
"Jadi tadi dibahas soal pembuatan rolling stock mulai bagaimana persiapannya, teknologi apa yang digunakan, dan akan dikerjakan berapa lama. Yang jelas yang akan membuat INKA, biayanya Rp 4,1 triliun," kata Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (9/1/2018).
Adapun pengerjaannya sendiri telah disepakati selama 15 bulan dan total yang dikerjain adalah 36 train set LRT. Sementara dalam 1 train set bakal terdiri dari 6 gerbong. INKA sendiri dijadwalkan akan memulai pembangunan gerbong LRT ini pada 15 Januari 2018.
Sementara itu Direktur Keuangan INKA Mohamad Nur Sodiq menambahkan, dalam memenuhi kebutuhan pendanaan, nantinya akan ada kesepakatan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku investor.
"Jadi nanti ada semacam ada tandatangan kontrak dengan KAI untuk pengerjaannya, karena mereka kan investor di proyek ini," ucap dia.
Dalam pengerjaannya, INKA akan menggandeng beberapa perusahaan internasional yang memiliki teknologi perkeretaapian. Karena diakuinya, hal ini yang masih menjadi keterbatasan perusahaan, meski ke depannya akan ada transfer teknologi.
"Yang pasti untuk mengerjakan proyek ini kita akan bekerja tiga sift, dan sudah kita masukkan dalam produksi planing perusahaan di 2018, jadi tidak akan menganggu produksi yang lain," tutup Sodiq.
Advertisement