Liputan6.com, Jakarta - Harga beras di tingkat pengecer atau pasar tradisional masih terpantau tinggi. Padahal, pemerintah telah membuka lampu hijau untuk impor beras.
Salah satu pedagang di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Ade mengatakan, harga beras dengan merek Petruk kini dijual seharga Rp 11.000 per liter. Biasanya, beras merek tersebut dijual seharga Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per liter.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengaku, kenaikan tersebut terjadi selama dua bulan terakhir secara bertahap. Ade menerangkan, pedagang biasa menjual beras dengan satuan liter. Untuk per kg, dia menyebut mesti menambah Rp 2.000 per kg. Artinya, beras merek Petruk sekarang sekitar Rp 13.000 per kg.
"Sebelum panen enggak akan turun, kalau beras enggak panen kan habis," kata dia kepada Liputan6.com di sela-sela kesibukannya di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Minggu (21/1/2018).
Dia menambahkan, beras Petruk sekarang dipatok seharga Rp 620 ribu per karung atau 50 kg. Sebelumnya, beras ini dipasok dengan harga Rp 490 ribu per karung. Selain itu, dia menyebutkan, beras merek Jeruk dijual seharga Rp 12.000 per liter.
Â
Termahal
Sebelumnya, beras tersebut dijual seharga Rp 9.000 sampai Rp 10.000 per liter. Dengan begitu, beras paling mahal di lapaknya ini sekarang seharga Rp 14.000 per kg.
"Jeruk per karung modalnya Rp 650 ribu. Jeruk dulunya Rp 551 ribu," ungkapnya.
Sementara, beras paling murah ialah merek Tomat. Biasanya, ia menjual seharga Rp 8.000 per liter. Sekarang, merek Tomat dijual seharga Rp 9.500 per liter. Artinya, per kg dijual seharga Rp 11.500 per liter.
"Konsumen komplain ya komplain, tapi ya namanya makanan pokok," ungkapnya. Pedagang lain, Arif mengeluhkan hal yang sama. Beras yang biasa dijual seharga Rp 9.000 per liter kini Rp 12.000 per liter.
Dia juga menyebutkan, untuk beras merek Jeruk dijual seharga Rp 12.500 per liter hingga Rp 13.000 per liter. Padahal, sebelumnya dia menjual seharga Rp 10.000-Rp 10.500 per liter.
"Beras yang paling murah sekarang Rp 10.000 per liter. Dulunya Rp 7.000-Rp 8.000 per liter," tukas dia.
Advertisement