Liputan6.com, Jakarta - Serikat buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menggelar aksi besar-besaran pada 6 Februari 2018. Aksi ini dilakukan lantaran harga beras yang tak kunjung turun bahkan berujung impor.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, buruh di Jabodetabek akan menggelar aksi di Istana Negara dengan melibatkan 20 ribu orang buruh. Aksi juga akan dilakukan di berbagai kota, seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Batam, Yogyakarta, Aceh, Bengkulu, Lampung, Makassar, Gorotanlo, Manado, Banjarmasin, dan sebagainya.
"Faktanya, sebelum harga beras naik, daya beli masyarakat sudah turun. Apakah lagi dengan naiknya harga beras sekarang ini, daya beli masyarakat makin turun. Bahkan dalam hitungan KSPI daya beli buruh turun 20–25 persen dengan kebijakan upah murah dan naiknya harga beras seperti saat ini," kata Said Iqbal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (19/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dalam aksi ini, tuntutan yang akan disampaikan adalah Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) antara lain turunkan harga beras dan listrik, tolak upah murah, dan tolak calon pimpinan daerah yang tak benar di Pilkada 2018.
Lebih lanjut, KSPI sendiri mendukung sikap Komisi VI DPR RI yang meminta pemerintah menyetop impor beras.
Di samping itu, KSPI mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terkesan membiarkan dan mendiamkan serta tidak mempunyai sikap tegas perihal impor beras ini. Padahal, menurut Said menterinya bersilang pendapat soal data-data ketersediaan stok beras.
"Buruh mendesak Presiden Joko Widodo untuk menurunkan harga beras dan stop impor beras," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
BI: Impor Beras Bisa Jaga Inflasi Januari 2018
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperingatkan pengaruh kenaikan harga beras di pasar mampu menjadi penggerak inflasi pada Januari 2018. Untuk itu, pemerintah diminta untuk segera mengambil langkah supaya inflasi bisa dikendalikan.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo menjabarkan setidaknya ada dua penggerak utama untuk laju inflasi pada bulan pertama di 2018 ini, selain beras juga komoditas holtikultura.
"Dua hal itu perlu diwaspadai. Hingga minggu ke dua bulan ini year on year-nya 3,20 persen inflasi," kata Dody di Bank Indonesia, Kamis, 18 Januari 2018.
Untuk itu, faktor ketersediaan stok dan kelancaran distribusi menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan dalam waktu dekat. Karena beras menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat, sehingga kenaikan harga beras sangat berdampak kepada laju inflasi.
Di sisi lain, Dody mengapresiasi upaya pemerintah dalam membuka keran impor beras. Hal ini diharapkan mampu menjadi instrumen dalam menjaga laju inflasi pada Januari 2018.
"Kalau dilihat dari sisi produksi, kemungkinan musim panen masih akan sama dibandingkan tahun lalu. Jadi kebijakan impor akan membantu menambah pasokan demi menjaga inflasi," tambahnya.
Bank Indonesia sendiri menargetkan laju inflasi sepanjang 2018 akan terjaga di angka 2,5-4,5 persen.
Advertisement