Kembangkan Mobil Listrik, Kemenperin Gandeng Mitsubishi

Produsen otomotif berminat untuk memproduksi mobil listrik di dalam negeri.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Feb 2018, 07:45 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2018, 07:45 WIB
Mobil listrik
Mobil listrik Tiongkok tiru desain BMW Isetta (carscoops)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Mitsubishi Motor Corporation (MMC) akan melakukan studi dan sosialisasi mobil listrik di Indonesia. Tujuannya, untuk menggali lebih dalam prospek dan pasar mobil listrik di dalam negeri.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Ardika‎ mengatakan, program tersebut rencananya diluncurkan pada akhir Februari mendatang.

"Pada akhir bulan Februari 2018 Menteri Perindustrian akan me-launching studi bersama dan sosialisai kendaraan listrik bekerjasama dgn Mitsubishi Motor Corporation (MMC)," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (12/2/2018).

‎Untuk kegiatan studi dan sosialisasi kendaraan listrik tersebut, lanjut dia, MMC memberikan hibah sebanyak delapan unit kendaraan listrik SUV Plug In Hybrid (PHEV), dua unit Kendaraan listrik (EV) dan empat unit perangkat pengisi daya cepat.

"Rencananya akan melibatkan lembaga riset, perguruan tinggi dan kementerian terkait," kata dia.

Menurut Putu, melalui studi dan sosialisasi ini diharapkan muncul data yang akurat soal prospek dan pasar dari mobil listrik di Indonesia. Dengan demikian, produsen otomotif berminat untuk memproduksi mobil listrik di dalam negeri.

"Output yang ingin dicapai diantaranya untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kendaraan listrik di lalulintas jalan-jalan di Indonesia seperti Jakarta, Bandung dan daerah lainnya serta penilaian pengendara atas penggunaan kendaraan listrik," tandas dia.

Tonton Video Pilihan Ini:

 

Jonan Ramal Kendaraan Listrik Bakal Ubah Tatanan Ekonomi Global

mobil listrik plugmeintravel
Wiebe Wakker bersama mobil listrik saat tiba di Indonesia (Instagram;@plugmeintravel)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan, tatanan ekonomi global di masa depan dalam jangka waktu menengah akan berubah karena tiga hal.

Tiga hal yang dapat merubah tatanan ekonomi global tersebut adalah pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT), kendaraan listrik, dan bisnis online.

"Menurut saya ekonomi baru di masa mendatang dalam waktu yang sangat dekat itu ada tiga," kata Jonan, dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Jakarta, Sabtu (10/2/2018).

Menurut Jonan, saat ini pemerintah terus gencar membangun pembangkit listrik berbasis EBT. Pada 2017, kapasitas pembangkit EBT nasional telah meningkat sebesar 3,4 persen dari tahun sebelumnya, sebesar 9,1 Gigawatt (GW) dari 8,8 GW pada 2016.

Untuk meningatkan kontribusi pembangkit EBT dalam kelistrikan naional, pembangunan pembangkit berbasis EBT tersebut digenjot, meliputi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap tahap 1 dan rencana pengembangan tahap 2, PLTB Jeneponto, PLTB Tanah Laut.

Selain itu juga PLT Arus Laut Larantuka, PLT Surya Terapung Cirata, PLTM Wadubori, hingga PLTMH Warabiai.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya