Harga Ayam Tak Kunjung Turun

Para pedagang ayam mengeluhkan, harga ayam utuh dari pemasok sangat mahal. Hal ini membuat mereka sulit untuk mendapat untung.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Apr 2018, 13:48 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2018, 13:48 WIB
Lapak penjual ayam di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. (Maulandy/Liputan6.com)
Lapak penjual ayam di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. (Maulandy/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Harga ayam utuh di pasar tradisional pada awal April ini masih tinggi. Para pedagang ayam mengeluhkan, harga ayam utuh dari pemasok yang memang mahal, membuat mereka sulit untuk mendapat untung.

Seorang pedagang ayam ekoran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Anwar (28), menceritakan, pemasok mematok harga ayam utuh kepada pedagang sepertinya dengan hitungan berat per kilogram (kg).

"Pangkalan (pihak penyetor) menghitung per kilo, satu kilogram dihargai Rp 30 ribu, sementara berat per ekor rata-rata 1,5 kg. Saya biasa beli sekitar Rp 43 ribu per ekornya (dari penyetor)," ujarnya kepada Liputan6.com di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (2/4/2018).

Dengan harga dari pemasok yang sudah mahal tersebut, Anwar tak berani menarik untuk ke konsumen tinggi. Alasannya, jika ia mematok harga tinggi kemungkinan besar dagangannya tidak laku. 

"Saya jual ini Rp 45 ribu per ekor. Ambil untungnya cuma Rp 2 ribuan," lanjut dia.

Dia pun mengaku, mahalnya harga ayam ekoran utuh itu sudah terjadi sejak sekitar empat bulan.

Untuk bisa membawa uang lebih, Anwar pun mengatur strategi dengan menjual bagian jeroan ayam seperti hati dan ampela.

"Saya jual itu (hati ampela) biar enggak rugi. Hati dijualnya satuan, Rp 2 ribu. Ampela juga, satunya Rp 2 ribu," tukas dia.

Harga Telur

Harga-Telur-Ayam
Pekerja memilih telur ayam diagen, Jakarta, Senin (27/3). Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat menilai pemerintah lamban mengatasi kondisi kelebihan pasokan ayam hidup dan telur, menyebabkan harga jatuh di tingkat peternak. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan untuk harga telur di pasar tradisional mulai dari telur ayam negeri, telur kampung, hingga telur asin terpantau naik.

Pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Ning (24), memaparkan, telur ayam negeri yang ia jual sudah naik sejak dua bulan lalu.

"Telur ayam negeri sekarang Rp 22 ribu per kg, tadinya Rp 20 ribu per kg. Sudah naik 2 bulan. Enggak tahu naiknya kenapa," ujar dia kepada Liputan6.com di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (2/4/2018).

Demikian pula telur ayam kampung. Bila biasanya dijual pada kisaran Rp 2.200 per butir, sementara telur ayam kampung omega ditawarkan seharga Rp 2.400 per butir.

Ning mengaku, kenaikan harga telur ayam kampung sudah terjadi sejak beberapa hari lalu, dan meninggi sekitar Rp 200 sampai Rp 300 per butirnya.

Adapun harga telor asin dijual Rp 3 ribu per butir, naik dari yang sebelumnya Rp 2.800 per butir. "Ya beginilah (harga produk telur). Satu naik, semua naik," keluh dia.

Pedagang lain, Mifthaludin (19), mengatakan, harga telur ayam negeri di tempatnya juga naik menjadi Rp 22 ribu per kg.

Sedikit berbeda dengan telur ayam negeri yang dijual Herman (30), yang harganya sedikit lebih rendah, yakni Rp 21.500 per kg.

Harga telur ayam kampung yang dijual Herman pun terhitung lebih rendah, meski memang secara harga naik.

Dia menjual telur ayam kampung biasa Rp 2.000 per butir, dan telur ayam kampung omega Rp 2.200 per butir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya