Kisah Viral Pria Jepang Bernama Happy, Mengaku Alami Kesulitan Seumur Hidup

Seorang pria Jepang bernama Terauchi Happy mengungkapkan perjuangannya menghadapi bullying, kesulitan mencari kerja, dan kegagalan cinta akibat nama uniknya.

oleh Benedikta Miranti T.V Diperbarui 28 Mar 2025, 19:10 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2025, 19:10 WIB
Ilustrasi Bullying atau Perundungan. (Ratnaning Asih/ Liputan6.com)
Ilustrasi Bullying atau Perundungan. (Ratnaning Asih/ Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Tokyo - Seorang pria di Jepang mengalami kesulitan dalam hidupnya hanya karena memiliki nama yang unik.  

Sejak kecil, Terauchi Happy selalu menghadapi berbagai tantangan akibat namanya yang tidak biasa. Alih-alih membawa kebahagiaan, nama tersebut justru menjadi sumber ejekan, diskriminasi, dan kesulitan dalam kehidupan pribadinya.

Mengutip Oddity Central, Jumat (28/3/2025), diketahui bahwa Happy pria berusia 27 tahun asal Jepang mengungkapkan bahwa ibunya menamainya dengan penuh cinta, sebagai simbol kebahagiaan saat ia lahir. Meski demikian, ia tidak pernah menyangka bahwa nama tersebut akan membawanya ke dalam berbagai situasi yang sulit.

Sejak duduk di bangku sekolah, Happy menjadi korban bullying karena namanya. Setiap ada perayaan seperti ulang tahun atau hari libur, ia selalu diejek oleh teman-temannya.

"Kamu Happy, tapi kenapa tidak terlihat bahagia?" atau "Meskipun kamu dibully, kamu tetap harus bahagia, kan?"

Tidak hanya di sekolah, saat menghadiri upacara masuk perguruan tinggi, Happy kembali menjadi pusat perhatian ketika namanya dipanggil, membuatnya merasa putus asa karena harus menghadapi pengalaman yang sama seperti di masa kecilnya.

Ditolak Perusahaan Hingga Gagal Menikah

Ilustrasi Melamar atau Wawancara Kerja. Foto: Unsplash/Gabrielle Henderson
Ilustrasi Melamar atau Wawancara Kerja. Foto: Unsplash/Gabrielle Henderson... Selengkapnya

Kesulitan tidak berhenti di masa sekolah. Saat mulai mencari pekerjaan, perusahaan sering mengira namanya hanya lelucon. Banyak dari mereka yang mengabaikan lamarannya, dan ketika dipanggil untuk wawancara, pewawancara baru percaya setelah melihat identitas aslinya.

Satu-satunya saat namanya dianggap menguntungkan adalah ketika ia melamar pekerjaan di bidang sales, di mana salah satu perusahaan menganggap namanya sebagai pertanda baik.

Namun, masalah terbesar yang dihadapinya adalah dalam hubungan asmara. Ketika berencana menikah, orang tua kekasihnya tidak bisa menerima namanya. Ekspresi mereka yang tidak nyaman saat mendengar nama "Happy" akhirnya membuat hubungan itu kandas.

Kisah Happy baru-baru ini menjadi viral di media sosial Jepang, dengan banyak orang yang memberikan dukungan dan semangat kepadanya. Meskipun pernah mempertimbangkan untuk mengganti namanya, ia tetap bertahan karena tidak ingin mengingkari niat baik ibunya.

Infografis Jenis-Jenis Bullying di Sekolah
Jenis-jenis bullying yang patut diwaspadai. (dok. Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya