Ini Jurus Menhub Tangani Kepadatan di Stasiun Duri

Kepadatan penumpang di Stasiun Duri yang melayani kereta lintas Tangerang ke Jakarta belakangan menjadi sorotan banyak pihak.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Apr 2018, 10:37 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2018, 10:37 WIB
Menhub dan Mendagri Gelar Rakor Angkutan Lebaran
Menhub Budi Karya memberikan insentif kepada para komunitas KRL yang melintas Stasiun Batu Ceper ke Stasiun Duri untuk menggunakan Kereta Bandara, dengan harga tiket KRL.

Liputan6.com, Jakarta - Stasiun Duri yang melayani kereta lintas Tangerang ke Jakarta belakangan menjadi sorotan banyak pihak. Hal ini karena kondisi stasiunnya yang cukup padat.

Banyak pengguna KRL yang mengklaim kepadatan Stasiun Duri diperparah dengan berkurangnya jumlah KRL yang melintas stasiun tersebut, akibat bertambahnya perjalanan KA Bandara Soekarno-Hatta.

Untuk mengatasi hal itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya pagi ini mengumpulkan para stakeholder dan komunitas KRL untuk mencari jalan keluar. Dari hasil pertemuan itu, disimpulkan berbagai langkah yang akan dilakukan untuk mengurangi kepadatan di Stasiun Duri.

"Pertama, kita akan kembalikan satu perjalanan dengan high way yang sama, waktunya nanti akan kita tentukan, yang jelas saat peak hour. Jadi untuk pagi hari dari Stasiun Batu Ceper menuju Jakarta, dan sebaliknya untuk yang sore hari," kata Menhub di Hotel Le Meridien, Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Kedua, Menhub memberikan insentif kepada para komunitas KRL yang melintas Stasiun Batu Ceper ke Stasiun Duri untuk menggunakan Kereta Bandara, dengan harga tiket KRL. Hanya saja kebijakan ini sifatnya terbatas.

Ketiga, melalui Direktorat Jendral Perkeretaapian akan mempercepat pembangunan jalur tunggu untuk kereta bandara. Dengan demikian, nantinya lansiran kereta bandara di Stasiun Duri tidak akan mengganggu perjalanan KRL.

"Awalnya ini kan dikerjakan dalam waktu dua bulan, nah kita akan segera selesaikan dalam satu bulan ke depan," tegasnya.

Dengan selesainya jalur tunggu ini, nantinya kebijakan insentif kepada komunitas KRL untuk menggunakan kereta bandara dengan harga KRL, akan ditiadakan.

Dan solusi keempat yang ditawarkan, di Stasiun Duri juga akan dibangun beberapa peningkatan fasilitas mulai dari perluasan ruang tunggu penumpang hingga penambahan tangga menuju peron stasiun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Evaluasi

Sebelumnya, Budi Karya sudah meminta kepada Dirjen Perkeretaapian untuk mengevaluasi manajemen perjalanan kereta yang melintas di Stasiun Duri.

"Saya sudah instruksikan Ditjen Perkeretaapian dan PT KAI untuk menginventarisasi dan mengevaluasi keluhan dari masyarakat terkait kereta Bandara Soekarno-Hatta,” ujar dia.

Seperti diketahui, jalur KA Bandara saat ini hanya memiliki jalur baru dari Stasiun Batu Ceper ke Bandara Soekarno-Hatta. Sementara dari Stasiun Batu Ceper, Tanah Abang, dan Sudirman masih menggunakan Jalur KRL.

Hal tersebut menyebabkan Kereta Bandara harus berbagi jalur dengan KRL. Karena itu, Budi Karya mengatakan bahwa pihaknya akan turun langsung ke lapangan untuk meninjau situasi yang terjadi.

“Saya perintahkan untuk meninjau langsung. Insyaallah Jumat nanti akan kami bahas dan rapatkan langsung di Stasiun Duri,” sebut dia.

Menhub menambahkan, saat ini keberadaan kereta bandara Soekarno-Hatta sudah dianggap mendesak karena jalan arteri maupun tol dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta sudah sangat padat.

Oleh karena itu, pengadaan kereta bandara Soekarno-Hatta sudah harus dilakukan, walaupun masih menggunakan rel eksisting. Sebab, jika harus menunggu rel khusus akan memakan waktu yang sangat lama, karena akan menyangkut pembebasan lahan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya