Liputan6.com, Jakarta - Dunia sepak bola sempat dikejutkan fatka ketika Marco Reus, yang merupakan legenda Borussia Dortmund, akhirnya berhasil meraih trofi juara liga pertamanya dalam kariernya saat bermain untuk LA Galaxy. Momen ini menunjukkan perjalanan panjang Reus di dunia sepak bola tidaklah mudah.
Trofi juara liga adalah salah satu penghargaan paling prestisius yang ingin diraih oleh setiap pesepak bola. Namun, tidak semua pemain dapat meraihnya, mengingat ketatnya persaingan di antara klub-klub yang ada.
Kisah Marco Reus yang baru saja menggapai gelar liga pertamanya bersama LA Galaxy menjadi contoh yang jelas mengenai betapa sulitnya bagi seorang pemain untuk mendapatkan gelar juara selama kariernya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada banyak pemain berbakat, tidak semua dari mereka dapat beruntung meraih trofi tersebut.
Advertisement
Walaupun pesepak bola seringkali menikmati kekayaan dan ketenaran, mereka tetap merasa ada yang kurang jika belum berhasil mendapatkan trofi, baik itu dengan klub maupun dengan tim nasional. Trofi tersebut menjadi simbol keberhasilan dan pengakuan atas kerja keras mereka di lapangan.
Berikut ini adalah lima pesepak bola terkemuka yang hingga saat ini masih belum berhasil meraih trofi pertama meskipun telah lama berkarier dalam dunia sepak bola. Kisah-kisah mereka menjadi pengingat bahwa perjalanan menuju kesuksesan sering kali dipenuhi dengan tantangan dan rintangan.
1. Harry Kane
Kehebatan Harry Kane sebagai salah satu striker terkemuka di dunia tidak dapat diperdebatkan lagi. Selama bertahun-tahun, Kane telah menjadi pilar utama bagi Tottenham Hotspur, bahkan hampir membawa klub asal London Utara itu meraih gelar di Premier League dan Liga Champions.
Namun, meskipun telah berjuang keras di level tertinggi liga Inggris, keberuntungan seolah tidak berpihak padanya, dan Kane masih belum mendapatkan trofi. Pada akhirnya, pemain Timnas Inggris ini memutuskan untuk pindah ke Bayern Munchen pada tahun 2023 dengan harapan bisa meraih trofi pertamanya. Keputusan ini tampaknya menjadi langkah yang bijaksana, mengingat dominasi Bayern di Bundesliga yang sangat kuat.
Sayangnya, di musim pertamanya di Jerman, justru Bayer Leverkusen tampil sangat mengesankan dan tidak terkalahkan, sehingga berhasil meraih gelar Bundesliga. Di sisi lain, Bayern Munchen harus menutup musim tanpa satu pun trofi yang didapat. Nasib buruk yang dialami Kane tampaknya terus berlanjut, dan pemain berusia 30 tahun ini seolah terjebak dalam kutukan yang tidak kunjung berakhir.
Meskipun memiliki bakat yang luar biasa, tantangan yang dihadapinya di Bayern membuat perjalanan kariernya semakin sulit. Dengan segala harapan yang ada, Kane tetap berjuang untuk membuktikan kemampuannya dan mengakhiri penantian akan trofi yang telah lama dinantikan.
Advertisement
2. Gregor Kobel
Gregor Kobel, yang berposisi sebagai penjaga gawang Borussia Dortmund, telah menunjukkan kemampuannya sebagai salah satu kiper terunggul di Bundesliga. Meskipun telah dua kali dinobatkan sebagai "Pemain Terbaik Bundesliga," ia masih belum berhasil meraih trofi juara yang diidam-idamkan.
Kobel turut menyaksikan perjalanan Dortmund di berbagai kompetisi domestik maupun Eropa. Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika mereka hampir meraih gelar Liga Champions pada tahun 2024, namun harus puas sebagai runner-up setelah kalah dari Real Madrid di babak final.
3. Dimitri Payet
Di usia 37 tahun, Dimitri Payet kini menjalani sisa kariernya di Brasil dengan bergabung bersama Vasco da Gama. Meskipun telah memiliki perjalanan panjang di liga-liga top Eropa, winger Timnas Prancis ini belum pernah merasakan manisnya meraih trofi bergengsi, bahkan saat usianya mendekati 40 tahun.
Pemain yang lahir pada tahun 1987 ini sebenarnya pernah sangat dekat untuk meraih gelar Liga Europa bersama Marseille pada tahun 2018, serta Euro 2016 bersama timnas Prancis, namun sayangnya keduanya harus berakhir dengan kekalahan di pertandingan final. Di klub Vasco da Gama, Payet pada musim ini hanya mampu membawa timnya berada di posisi ke-10 dalam Serie A Brasil dan mencapai semifinal kejuaraan negara bagian Rio de Janeiro.
Dengan penampilan yang semakin menurun, sepertinya Payet akan mengakhiri kariernya tanpa pernah meraih trofi apapun. Hal ini menjadi catatan yang cukup menyedihkan bagi seorang pemain dengan bakat dan pengalaman seperti dirinya.
Advertisement
4. Jordan Pickford
Jordan Pickford sering menjadi target kritik di media sosial oleh para pengguna internet karena penampilannya yang dianggap kurang memuaskan saat membela Timnas Inggris. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kontribusinya bersama The Three Lions sangat berarti.
Tercatat, Pickford memainkan peran krusial bersama Timnas Inggris. Dengan total 73 penampilan, ia berhasil membawa Timnas Inggris mencapai final Euro 2020 dan semifinal Piala Dunia 2018, meskipun pada akhirnya tidak ada satu pun gelar yang berhasil diraih.
Di level klub, peluang Pickford untuk meraih trofi cukup kecil. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ia hanya membela Everton, klub yang sering terlibat dalam perjuangan untuk menghindari zona degradasi di Liga Inggris. Jika ia tetap bertahan di klub tersebut, kemungkinan untuk mewujudkan impian sang penjaga gawang dalam mengangkat trofi akan tetap menjadi angan-angan belaka. Oleh karena itu, masa depannya di dunia sepak bola sangat bergantung pada pilihan yang akan diambilnya ke depan.
5. Son Heung-min
Son Heung-min merupakan salah satu atlet sepak bola asal Asia yang paling berhasil di Eropa saat ini. Kemampuan luar biasanya dalam mencetak gol serta menciptakan peluang membuatnya menjadi pemain kunci bagi Tottenham Hotspur selama bertahun-tahun.
Sayangnya, meskipun telah berusaha keras, Son mengalami kegagalan dalam meraih gelar bergengsi pertamanya bersama Spurs, sama seperti mantan rekannya, Harry Kane. Meskipun medali emas Asian Games 2018 yang diraihnya bersama tim U-23 Korea Selatan membebaskannya dari kewajiban militer, hal itu belum cukup untuk dianggap sebagai trofi prestisius bagi seorang pesepakbola profesional.
Di usia 32 tahun, waktu semakin sempit bagi Son untuk meraih trofi yang diidamkan. Dalam upayanya untuk mencapai hal tersebut, ia dihadapkan pada pilihan yang sulit: tetap setia kepada Spurs atau mencari klub baru yang memiliki peluang lebih besar untuk meraih gelar.
Advertisement
