Pacu Produksi Ikan, Menteri Susi Bangun Keramba Jaring Apung Lepas Pantai

Menteri KP Susi Pudjiastuti membangun Keramba Jaring Apung (KJA) lepas pantai (offshore) di tiga wilayah.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Apr 2018, 12:40 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2018, 12:40 WIB
Menteri Susi Akan Tenggelamkan 4 Kapal Asing Pembawa Narkoba
Menteri KKP Susi Pudjiastuti memberi keterangan terkait kapal berisi narkoba di Jakarta, Selasa (27/2). Susi akan bekerja sama dengan penegak hukum untuk menjatuhkan hukuman paling berat terhadap empat kapal asing tersebut. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membangun Keramba Jaring Apung (KJA) di lepas pantai (offshore) di tiga wilayah. Infrastruktur tersebut sebagai pelopor budidaya ikan di tengah laut.

Susi mengatakan, pembuatan KJA di tengah laut yang dilakukan instansinya ‎sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan nelayan di Indonesia tidak hanya menangkap ikan di lautan saja, tetapi melakukan budidaya dengan kapasitas industri.

"KKP membangun KJA offshore sesuai visi Presiden, karena nelayan tidak hanya menangkap ikan saja, tapi budi daya dengan kapasitas industri,"‎ kata Susi di Kantor Kemernterian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Jumat (27/4/2018).

‎KJA offshore dibangun di tiga wilayah, yaitu perairan Kabupaten Pangandaran, Jepara Karimun Jawa, dan Sabang, masing-masing wilayah terdapat delapan lubang keramba. Dari delapan lubang tersebut bisa menghasilkan 800 ton ikan.

‎"Percobaan di tiga Kabupaten Pangandaran, Jepara Karimun Jawa, dan Sabang. Pertama Pangandaran ditabur benih Pak Presiden sebanyak 1,2 juta ekor, hasilnya dalam satu tahun 800 ton," tutur Susi Pudjiastuti.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto melanjutkan, ‎melalui KJA offshore akan meningkatkan industri perikanan budidaya, yang saat ini belum digalakkan dan dikembangkan.

"Kemudian dengan industri perikanan kita lihat ‎industri marine culture belum dikembangkan," ucapnya.

Menurut Slamet, pembangunan KJA offshore merupakan bagian ‎strategi KKP untuk meningkatkan produksi ikan laut dengan budi daya terutama ikan kakap putih. Ikan jenis tersebut dipilih karena Indonesia telah mengalami pengalaman mengembangkannya.

"Komoditasnya itu sudah kita kuasai, Indonesia 1980 sudah mulai pengembangan kakap putih," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Menteri Susi Bantah Persulit Ekspor Ikan ke Eropa

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melakukan panen raya rumput laut di kampung Saharei Distrik Fakfak Timur Kabupaten Fak Fak, Papua Barat. (Dok KKP)
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melakukan panen raya rumput laut di kampung Saharei Distrik Fakfak Timur Kabupaten Fak Fak, Papua Barat. (Dok KKP)

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku tidak pernah menghambat ekspor perikanan ke Uni Eropa. Pernyataan Menteri Susi tersebut menyusul adanya keluhan dari pengusaha yang kesulitan untuk melakukan ekspor karena tidak adanya kepastian soal izin ekspor produk perikanan.

Menteri Susi mengatakan, tidak benar jika selama ini KKP tidak melakukan langkah apa pun untuk mendorong ekspor perikanan, termasuk soal kemudahan perizinan.

"Eksportir mengeluh mau ekspor ke Eropa, disebut KKP diam saja, jadi bagi saya agak aneh dan itu saya pikir tidak betul," ujar dia di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Menteri Susi menjelaskan, izin ekspor produk perikanan ke Eropa bukan diberikan oleh KKP, melainkan ‎oleh otoritas yang berwenang di benua tersebut. Oleh sebab itu, salah jika pengusaha hanya menyalahkan KKP karena tidak bisa mengekspor produknya ke Eropa.

"Kalau kalian tulis KKP diam dengan izin ekspor ke Eropa itu tidak benar. Izin Eropa itu Eropa yang kasih bukan kami. Jadi, KKP mau diam mau berusaha  kalau Uni Eropa memang enggak kasih ya enggak bisa ekspor," kata dia.

Selain itu, dia juga mengaku telah berkoordinasi dengan asosiasi mengenai hal ini. Hasilnya, diketahui jika Uni Eropa memang membatasi kuota ekspor perikanan dari Indonesia.

"Seminggu yang lalu, itu saya kedatangan (asosiasi), langsung malamnya kita rapat dengan Pak Dirjen membahas bagaimana kita bisa mendapatkan approval number tambahan untuk eskportir-eksportir lainnya untuk ekspor ke Eropa. Dan waktu itu AP5I (Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia), membahas dengan kita. Rupanya memang Indonesia sekarang kuotanya masih dibatasi," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya